0878 8077 4762 [email protected]

India Tolak Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel, Netanyahu: Tentu Saya Kecewa

 
NEWDELHI— Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kekecewaanya atas penolakan pemerintah India untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negaranya.
“Tentu saya kecewa tapi saya pikir kunjungan ini adalah bukti dari fakta bahwa hubungan kami bergerak di banyak bidang,” kata Netanyahu.
Selain itu, menjelang kunjungan Netanyahu, India juga membatalkan kesepakatan pembelian rudal anti-tank senilai 500 juta dolar AS dengan Israel.
Israel mengekspor rata-rata satu miliar dolar AS perlengkapan militer tiap tahun ke India, namun Modi ingin mengakhiri status India sebagai pengimpor alat pertahanan terbesar dunia.
“Saya harap kunjungan ini bisa membantu menyelesaikan masalah ini karena saya pikir ada peluang masuk akal yang bisa kita jangkau,” kata Netanyahu.
Setelah adanya penolakan pengakuan tersebut, Netanyahu berikrar bahwa Israel akan “mengejar” pembunuh pasangan Yahudi yang tewas dalam serangan 2008 di Mumbai.
Perdana menteri Israel itu tiba pada Minggu di India didampingi delegasi bisnis terbesar yang pernah dia bawa dalam lawatan luar negeri.
Namun, kunjungan itu diikuti kekecewaan atas bergabungnya India dengan 100 negara lain dalam menolak pernyataan sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu kota Israel.
 
Sumber: IndiaToday/AFP

Sejak Jadi Mualaf, Begini Hubungan Mantan Personel Girl Band Korea dengan Ayah Ibu yang Beda Agama

Sejak Jadi Mualaf, Begini Hubungan Mantan Personel Girl Band Korea dengan Ayah Ibu yang Beda Agama

Ayana Jihye Moon (22), mantan personel F-VE DOlls atau 5Dolls kini berkunjung di Indonesia. Di Tanah Air, dia menjalankan sejumlah agenda, antara lain bertemu dengan fansnya.
Ayana kian terkenal setelah memeluk islam dan memutuskan untuk berhijab setelah penasaran dengan budaya Timur Tengah.
Keputusan menjadi mualaf pun cukup mengejutkan, terlebih dia juga memilih meninggalkan F-VE DOlls atau 5Dolls yang telah membesarkan namanya.
Banyak yang kemudian membagi tautan berisi foto-foto Ayana yang berhijab.
Gadis kelahiran 28 Desember 1995 memutuskan memeluk Islam ketika masih duduk di bangku setingkat SMU di Korea.
Memposting puluhan fotonya dalam balutan hijab melalui akunnya pada Instagram @xolovelyayana, Ayana mendapat simpati dan perhatian dari kalangan netizen.

4afef914-f143-48d5-a980-8987ad9e6930

Ayana Jihye Moon bersama Dian Pelangi saat di Bandung


Itu karena keputusannya menjadi mualaf merupakan langkah drastis mengingat ia adalah satu-satunya yang memeluk Islam di keluarganya.
Selain itu populasi muslim di Korea sendiri juga hanya sekitar satu persen saja.
“Orang-orang Korea tak peduli dengan agama Islam, tapi mereka menghormatinya. Meskipun tak bisa dipungkiri ada juga orang-orang yang membenci Islam,” kata Ayana soal dirinya kemudian menjadi muslimah.
Saat memutuskan menjadi mualaf, Ayana kemudian meninggalkan negaranya sebab kini dia sedang menempuh studi Islam pada Universitas Islam Malaysia.
Sebenarnya, awalnya, Ayana sangat penasaran dengan ajaran Islam.
Saat SMA, Ayana sudah tak bisa lagi menahan rasa ingin tahunya tentang Islam. Dia kemudian mempelajari Islam melalui internet.
Ayana juga sempat mengikuti summer camp selama 3 hari. Ia pun makin mantap memutuskan untuk masuk Islam.
Keputusannya itu terbilang merupakan sebuah keputusan yang sangat berani.
Lalu, bagaimana hubungan dia dengan kedua orangtuanya kini terlebih beda agama?
Ternyata amat baik.
Hal tersebut terbukti dari posting-nnya melalui Instagram, dimana dia memperlihatkan kehangatan dengan orangtuanya yang tak luntur hanya karena agama.
Pada Kamis (21/9/2017), bertepatan dengan 1 Muharram 1439 H atau Tahun Baru Islam, Ayana mem-posting foto ibunya sedang mengangkat kaki.
Melalui caption atau keterangan foto di bawah ini, dia menyebut ibunya sebagai wanita paling tangguh di dunia, paling disayangi, serta selalu diajak tidur bareng layaknya seorang bayi.
Screenshot_2018-01-16-08-45-51_com.android.chrome_1516067167407

Foto ibunda Ayana Jihne Moon di akun instagramnya


Foto instagramnya diberi caption, “#mommy Thursdate with the most strongest woman in the world. Althought I have my room, I always sleep with my mom because I’m a baby of her Thank you for your time today. Lipmatte @gwiyomi.beaute (Code; First snow Namisum).
Lalu, pada Rabu (20/9/2017), dia mem-posting foto masjid, namun diberi caption soal bagaimana ayahnya yang suka “kepoin” akunnya pada Instagram.
Sang ayah kini menjelma menjadi “polisi Instagram” yang memantau semua posting-an dan menemukan sejumlah komentar pertanyaan soal “kapan nikah?”
Sepertinya Ayana harus menunggu 9 tahun lagi sebab dia ingin menikah pada usia 30-an tahun, layaknya pemuda dan pemudi lain di Korea.
Sang ayah juga kerap berbincang-bincang dengannya soal Islam, tapi tak seserius yang mungkin orang lain pikirkan.
Setelah berbincang, eh malah hati Ayana jadi kompleks, entah apa penyebabnya.
Dia pun tak mengerti.
“#daddy #daddysgirl” 
“My dad made Insta account to stalk my account. He’s just a instapolice  sometimes he reported some comments Anyway, he was shocked when he read this comment such as ‘Kapan nikah?’.
Because I’m too young to get married in Korea (My dad wants me to get married when I will be 30yrs old. It’s usual in Korea.) and It’s impolite to ask such a question and then he also asked me, “Where is your hair?”
“My parents and me sometimes talk about #islam and my life in Malaysia but it’s not that serious as you think. After talking to them, my heart is always so complex. I don’t know why. But of course, I can understand them. Hehe. Good night. Today is done! #alhamdulillah” 
“This beautiful #mosque was taken by @xolovelyayana”a
 
Sumber : SerambiNews/Aceh.TribunNews

Sejak Jadi Mualaf, Begini Hubungan Mantan Personel Girl Band Korea dengan Ayah Ibu yang Beda Agama

Muslim Perancis Makin Bertambah, Setiap Tahun 20 Gereja Menjadi Masjid

MASJID mulai banyak dibangun di Prancis dalam 30 tahun terakhir. Menurut laporan, kini lebih banyak masjid telah dibangun di Prancis dibandingkan dengan semua gereja Katolik yang dibangun pada abad terakhir, Zerohedge melaporkan pada Ahad (6/8/2017).
Di Prancis memang ada undang-undang untuk melindungi gereja-gereja tua. Namun kini negara bebas meratakan gereja-gereja bersejarah manapun.
Sebagai contoh Gereja Santa Rita yang dulu berdiri sejak abad ke-15 di Paris. Beberapa pekan setelah Pastor Hamel tewas, karena dibunuh penjahat, polisi Prancis membersihkan gereja tersebut. Dan sekarang gereja ini rata dan mejadi lahan parkir.
Di sisi lain, lansekap Prancis kini sudah dipenuhi oleh masjid-masjid yang jumlahnya kian bertambah.
Presiden Dewan Muslim Prancis, Dalil Boubakeur, menyarankan gereja-gereja Katolik yang ditinggalkan kosong, karena tidak ada jamaah yang hadir di gereja, untuk dialih fungsikan menjadi masjid.
Menurut sebuah laporan dari Observatorium Warisan Agama, yang dikutip Senat, Prancis akan kehilangan “5.000 sampai 10.000 bangunan Kristen bersejarah pada tahun 2030.”
Setiap tahun, 20 gereja dijual dan dikonversi menjadi masjid di Prancis. Perkembangan Muslim Prancis semakin banyak. Hal ini membuat
Boubaker menambahkan, saat ini terdapat 2.500 masjid di seluruh Prancis, dengan 300 di antaranya masih dalam pembangunan. Jumlah ini masih jauh yang dibutuhkan Muslim Prancis yang terus bertambah. Dimana Muslim Prancis saat ini adalah rumah bagi 6 juta Muslim, dan membutuhkan 5.000 masjid.
Selama wawancara, Boubakeur menyebut contoh pengubahan dari gereja menjadi masjid di Clermont-Ferrand. Ketika gagasan itu disampaikan Muslim prancis, publik justru menyambut baik.

vue-depuis-mezzanine-3

Masjid Clermont-Ferrand yang dahulunya dipenuhi kursi kini berganti karpet


“Gereja itu telah 30 tahun ditinggalkan jamaahnya. Tahun 2012, gereja diserahkan ke Muslim setempat,” ujar Boubakeur.
“Saya pikir Muslim dan Kristen bisa hidup berdampingan,” ujar Boubakeur.
Monseigneur Ribadeao-Dumas, juru bicara Konferensi Wali Gereja Prancis, menyambut baik gagasan Boubakeur. Menurutnya, Muslim harus — seperti Kristen dan Yahudi — mempraktekkan ibadah mereka.
PM Prancis Manuel Valls mengatakan Islam di Prancis adalah agama terbesar kedua di negeri ini. Posisi ini tidak berubah kendati sering terjadi kesalahpahaman.
church

Pendeta Krauth didepan Gereja Saint Eloi’s yang diubah menjadi Masjid


Warga Muslim di Kota Vierzon, Prancis, boleh jadi akan segera memiliki masjid sendiri. Karena kabarnya, sebuah gereja tua di kota itu rencananya akan dijual kepada komunitas Muslim setempat.
Karena Gereja Saint-Eloi’s akan dijual kepada komunitas Muslim setempat untuk dijadikan Masjid. Hal itu dilontarkan oleh pendeta Alain Krauth.
Rencana ini keluar setelah Otoritas Katolik Roma menyatakan tak lagi mampu membiayai perawatan gereja yang berdiri sejak 1950 itu. Pasalnya, gereja di kota itu populasi Katolik makin berkurang tahun demi tahun.
“Jika komunitas Muslim moderate membeli Saint-Eloi’s, kita hanya bisa turut berbahagia karena mereka dapat menjalankan ritual agamanya.” kata Pendeta Krauth seperti dilansir The Washington Post, Senin (22/20).
Namun, pikiran terbuka Krauth itu rupanya tidak serta merta mendapat sambutan baik. Usai memberikan pernyataan yang dimuat media-media lokal, Kraut mendapat puluhan keluhan di telepon seluler dan emailnya. Keluhan tersebut sebagian disampaikan secara sopan, sebagian yang lain bernada keras.
Ia dianggap telah mengkhianati ajaran Nasrani dengan menjual gereja itu ke tangan Muslim. Sebagian mengancam akan memelihara babi di gereja agar komunitas Muslim urung mengajukan proposal pembelian.
Populasi Muslim di Prancis semakin berkembang dari waktu ke waktu. Saat ini, Kementerian Dalam Negeri setempat memperkirakan terdapat lima juta penduduk Muslim di Prancis. Jumlah itu merupakan populasi Muslim terbesar yang ada di negara Eropa.
Ternyata penyebaran Islam yang damai di Perancis dengan pernikahan dan penjelasan ajaran Islam kepada masyarakat sekitar membuat jumlah Muslim serta Muallaf semakin banyak.
 
Sumber : Republika/WashingtonPost/TheIndependent

Sejak Jadi Mualaf, Begini Hubungan Mantan Personel Girl Band Korea dengan Ayah Ibu yang Beda Agama

Jadi Bahan Lawakan Joshua, Begini Kisah Anisa ex Cherrybelle Yang Kini Berhijab

Seperti diberitakan sebelumnya, Joshua diduga menista agama Islam saat tampil di Majelis Lucu Indonesia, Roasting Cherly ex Cherribelle pada awal Oktober 2017 lalu. Begini lawakan Joshua yang menyinggung kata Islam :
“Dan yang gue bingung adalah, Cherly ini walaupun leader, dia gagal memanfaatkan kepemimpinannya untuk mendulang popularitas untuk dirinya sendiri.
Terbukti jaman dulu, semua mata laki-laki tertujunya pada Anisa. Anisa, Anisa. Semuanya Anisa. Padahal, skill nyanyi, yah tipis-tipis ya kan? Skill ngedance, tipis-tipis. Cantik, relatif, ya kan.
Kenapa? Gue mikir, apaan sih Anisa unggul dari Cherly? Ah, sekarang gue ketemu jawabannya. Makanya Che, Islam” kata Joshua sambil tertawa dan lari-lari kecil.
“Karena, di Indonesia ini ada yang tidak bisa dikalahkan dengan bakat sebesar apapun; mayoritas, mayoritas,” pungkasnya.
Akibat ulahnya ini, Joshua akhirnya pun dilaporkan ke polisi karena dianggap menista agama Islam. Namun bagaimana kabar seorang Anisa setelah keluar dari grup cherry belle?
Kabar Terakhir Sosok Anisa ex Cherry Belle, Ternyata Sudah Berhijab Sejak 2016 lalu
o0xuea
Bulan Ramadan tahun 2016 lalu membawa sebuah berkah tersendiri untuk artis cantik Anisa Rahma. Eks personel Cherry Belle ini memutuskan untuk menutupi kepalanya dengan balutan hijab.
Jika kebanyakan artis hanya berhijab di saat Bulan Puasa tiba atau untuk sekedar keperluan syuting, beda ceritanya dengan Anisa yang memang berniat untuk berhijab selamanya.
Keputusan Anisa itu sempat membuat para fans terkejut dan bertanya-tanya. Pasalnya, secara tiba-tiba postingan bintang film Love Is You ini berubah drastis di Instagram.
Dari yang awalnya selalu pose cantik pamer rambut indah, kini Anisa selalu mengunggah foto-foto berhijab.
Terlebih lagi, Anisa sama sekali tak menyebut apa alasan di balik perubahannya tersebut.
Kisah Hijrah Seorang Anisa Rahma
00179109
Nah, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan fans yang kebingungan, gadis berusia 26 tahun itu pun menuliskan sebuah curhatan panjang lewat akun Migme.
Ternyata semuanya terjadi secara sangat tiba-tiba dan tak terduga.
Anisa mengaku memutuskan berhijab setelah melihat banyak muslimah lain yang sudah konsisten mengenakan jilbab setiap hari.
Wanita 26 tahun ini merasa para perempuan berhijab itu cantik. Kemudian ia mulai mempelajari berhijab dalam Islam.
“Hai aku mau cerita pengalaman di balik aku berhijab. Kejadiannya seminggu sebelum Bulan Ramadan (2016) kemarin.
Nggak diduga banget, jadi nggak tau kenapa hari itu (nggak disangka-sangka) aku lagi seneng banget lihat foto-foto hijab dan baju-baju muslim, kaya lebih tertarik gitu.
Padahal sebelum-sebelumnya nggak pernah ada perhatian lebih kalau ngelihat foto-foto hijab, keliatannya adem terus lebih berwibawa.
Semenjak itu aku jadi pengen nyoba sendiri dan dibantu sama mama pake hijab. Beberapa hari aku perdalam lagi dan yakinin diri aku untuk mantap berhijab (karena nggak mau lepas pasang juga).
Pas banget di Bulan Ramadan ini aku mulai membiasakan diri pake hijab,” tulis Anisa.
Meski Sempat Tak Biasa, Anisa Sudah Mantap Kenakan Hijab Selamanya
5795cb35140d3-anisa-rahma-dan-ibunda_663_382
Seperti wanita berhijab lain pada umumnya, awalnya Anisa merasakan gerah dan tak biasa.
Namun dalam beberapa hari saja Ia sudah mulai biasa dan bahkan enggan melepasnya sama sekali jika keluar rumah.
“Hari pertama keluar rumah kayak mimpi deh, ‘Ini bener nggak sih aku sekarang udah pake hijab?‘
Karena masih nggak nyangka dan belum biasa, memang hari pertama aku berhijab, rasanya gerah tapi beberapa hari berikutnya mulai terbiasa, bahkan sekarang ngerasa adem-adem aja tuh.
Dan semenjak itu setiap keluar rumah aku nggak mau lagi kalau nggak berhijab, rasanya nyaman dan tenang setiap aku melangkahkan kaki (cieeeh).
Menurut aku ini seperti panggilan dan sudah waktunya aku menjalankan apa yang seharusnya dijalankan. Semoga bisa terus istiqomah, Aamiin,” sambungnya.
“Orangtua sangat mendukung, satu mingguan aku berhijab lalu mantapin lagi. Selama bulan puasa alhamdulillah pakai hijab dan kalau keluar nggak mau lepas.
Jadi menggebu gebu dari hati, aku pikir harus berhijab, apalagi didukung sama mama-papa katanya hjangan copot-pasang. Aku pikir ini kewajiban jadi nggak usah takut karena rezeki Allah yang atur,” ucap Anisa.
Pesan Anisa Untuk Muslimah yang Belum Mantab Berhijab
Anisa berpesan agar jangan ragu mengikuti perintah Allah. Di akhir kata, Anisa menyarankan untuk muslimah yang sudah menetapkan hati memakai jilbab jangan ragu. Ingat saja hijab itu kewajiban bukan pilihan.
“Jangan bergantung sama manusia tapi bergantunglah sama Allah SWT. Tetap berdoa, belajar terus, yakin berhijab itu bukan pilihan tapi suatu kewajiban karena kita juga nggak tahu kan kapan maut menjemput,” tutupnya.
 
Sumber : IslamMadinah/Kapanlagi

Pasukan Pemerintah Yaman Terobos Pertahanan Houthi

SANA’A – Pasukan Yaman dikabarkan berhasil menembus pertahanan kelompok pemberontak Houthi.
Reuters, sebagaimana dikutip Al Arabiya Kamis (14/12/2017) melansir, pasukan militer pemerintah menerobos Distrik al-Jawf, yang terletak di utara ibu kota Sana’a.
Dengan dikuasainya al-Jawf, pasukan pemerintah semakin dekat untuk menggempur Provinsi Saada.
Provinsi tersebut diklaim sebagai benteng Houthi di sebelah utara Yaman, dekat dengan perbatasan Arab Saudi.
“Milisi pemberontak terus mengalami kekalahan dari hari ke hari. Baik dari segi jumlah maupun persenjataan,” kata komandan Saada, Brigadir Obaid al-Athla.
Athla melanjutkan, al-Jawf direbut setelah mereka berhasil mengusir Houthi dari kawasan gurun di al-Ajasher.
Athla menjelaskan, setelah dari al-Jawf, pasukan terus bergerak maju menuju Distrik al-Khab dan al-Shaaf.
“Kami menjanjikan mereka (Houthi) bakal menuai kekalahan,” kata Athla tanpa menjelaskan lebih rinci langkah militer apa saja yang bakal dilakukan.
Sementara dari Houthi, mereka melaporkan telah menguburkan lebih dari 30 pejuang yang tewas dalam pertempuran di al-Jaws.
Konflik Yaman terjadi setelah milisi pemberontak syiah Houthi menguasai Sana’a, dan memaksa presiden yang diakui internasional, Abed Rabbo Mansour Hadi, menyingkir hingga ke Aden.
Khawatir dengan jumlah dan pergerakan syiah Houthi, Saudi mulai membentuk koalisi negara Teluk, untuk memerangi mereka dan membangun kembali pemerintahan Yaman seperti sedia kala.
 
Sumber : Reuters/Al Arabiya

Milisi Pemberontak Syiah Houthi Tolak Kembalikan Jenazah Presiden Yaman

Milisi Pemberontak Syiah Houthi menolak permintaan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk menyerahkan jenazah mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang tewas dibunuh mereka dalam serangan pada Senin (4/12/2017) lalu.
Informasi dari sumber yang terlibat dalam serangan di Sanaa telah mengonfirmasi bahwa ICRC bersama dengan organisasi internasional lainnya yang ada di Yaman meminta milisi Houthi menyerahkan jasad Saleh.
Selain itu juga meminta pengembalian sejumlah jasad dari anggota partainya yang menjadi korban serangan di Sanaa pekan lalu. Namun, permintaan dari organisasi dan partai di Yaman tidak mau dipenuhi Houthi.
Dilaporkan situs berita di Yaman dan dilansir Al Arabiya, sumber itu menyampaikan alasan penolakan milisi Houthi.
Dikatakannya, kelompok Houthi ingin melakukan penyelidikan sendiri bersama dengan Jaksa Agung.
Seorang pemimpin senior di Partai Kongres Rakyat Umum menyatakan beberapa kali upaya mediasi dan intervensi kesukuan gagal mencapai kesepakatan sebelum akhirnya mereka meminta ICRC untuk terlibat.
Dengan harapan kelompok milisi Houthi bersedia memberitahukan tempat jenazah Saleh disimpan dan menyerahkannya.
Hingga saat ini, memang tidak diketahui di mana jasad mantan presiden Yaman itu disimpan, setelah bukti kematiannya juga hanya berdasarkan rekaman video yang diberikan anggota milisi.
Dilaporkan sebelumnya, milisi syiah Houthi memberikan sejumlah persyaratan jika ingin jenazah Saleh dikembalikan.
Di antaranya, mereka menuntut jenazah Saleh tidak dimakamkan di halaman Masjid al-Saleh di Sanaa, tapi cukup di kampung halamannya di Sanhan.
Selain itu, mereka meminta untuk tidak dilakukan upacara pemakaman kenegaraan bagi mantan presiden tersebut.
Sebelumnya, aksi protes yang dilakukan demonstran wanita telah digelar pada Rabu (6/12/2017) untuk meminta pengembalian jasad sang mantan presiden, Ali Abdullah Saleh yang dibunuh syiah Houthi.
Namun aksi protes justru dibubarkan paksa milisi pemberontak Houthi yang menyerang dan menahan sejumlah demonstran.
 
Sumber : Al Arabiya
Foto : Anak-anak syiah Houthi