0878 8077 4762 [email protected]
Kemenangan Pertempuran Ain Jalut, Umat Islam Melawan Mongol di Bulan Ramadhan

Kemenangan Pertempuran Ain Jalut, Umat Islam Melawan Mongol di Bulan Ramadhan

Hanya dengan kekuatan 200.000 tentara dan berlangsung hanya dalam waktu 40 hari Kekhalifahan Abbasiyah yang bertahta selama 500 tahun dengan segala kebesarannya lenyap dari muka bumi.
Baghdad luluh lantak dihancurkan. 1,8 juta kaum muslimin di Baghdad disembelih dan kepalanya disusun menjadi gunung tengkorak. Tua, muda bahkan kanak-kanak. Laki-laki maupun perempuan, hingga janin di dalam kandungan semua dipenggal.
Khalifah dibantai beserta 50.000 tentara pengawalnya. Sejak pembantaian itu selama 3,5 tahun umat Islam hidup tanpa Khalifah. Tentara yang biadab memusnahkan ribuan perpustakaan yang memuat jutaan kitab-kitab, manuskrip-manuskrip sebagai khazanah peradaban di Baghdad dengan mencampakkannya ke dalam sungai hingga berwarna kehitaman. Siapa pelakunya?
Mereka yang bengis itu disebut Bani Qantura dengan ciri-ciri fisik bermuka lebar dan bermata kecil yang telah diisyaratkan kemunculannya oleh Nabi Muhammad saw. Kita mengenalnya sebagai bangsa Mongol atau Tartar yang kala itu dipimpin oleh Hulagu Khan, cucu dari Jengis Khan.
Ketika itu, seluruh negeri Islam yaitu Baghdad, Syria dan Asia Tengah sudah jatuh ke tangan tentara Mongol. Hanya tinggal tiga negeri Islam yang belum dimasuki yaitu Makkah, Madinah dan Mesir. Maka Hulagu Khan terus merangsek berupaya menaklukkan negeri yang lain.
Ambisi selanjutnya adalah menaklukan  Mesir dan mengutus delegasi Mongol ke Mamluk Mesir, dimana pemimpin saat itu adalah Sultan Syaifuddin Muzaffar al Quthuz. Delegasi ini datang dengan membawa surat dari Hulagu Khan yang isinya,“Dari Raja Raja Timur dan Barat, Khan Agung. Untuk Quthuz Mamluk.”
Isi surat tersebut melecehkan kedaulatan Islam, cuma ada dua opsi, menyerah atau berperang. Syaifuddin Quthuz tidak gentar sedikitpun, malah beliau dengan berani menempeleng delegasi Mongol itu dan membunuh mereka karena tertangkap tangan melakukan tindakan spionase. Dengan segera ia menggerakkan pasukannya dan memancing Mongol untuk bertempur di Ain jalut.
Kemudian Al Quthuz segera memobilisasi tentaranya maka terbentuklah pasukan berjumlah 20. 000 orang tentara dan bergerak menuju Ain Jalut di Palestina untuk menantang tentara Mongol.

ain jalut 3a

Map pertempuran di Palestina, daerah Ain Jalut


Bahkan istri sang sultan ikut berjuang dan memilih jalan jihad bersama kekasihnya. Pada malamnya Quthuz dan pasukan Islam melakukan tahajud dan memohon dari Allah demi kemenangan pasukan Islam dalam pertempuran esok hari. Malam itu adalah malam jum’at 25 Ramadhan, mereka menghabiskan malam mereka dengan tahajud dan doa serta menyerahkan diri kepada Allah.
Semoga Allah menerima mereka sebagai hamba-Nya dan memberikan kemuliaan kemenangan atau syahid di medan pertempuran esok hari. Hari di mana mereka menebus semua kematian jutaan umat Islam di tangan Mongol. Hari dimana kekhalifahan Islam akan sirna selamanya jika Mongol berhasil mengalahkan mereka.
Jum’at, 25 Ramadhan 658 H
Sultan Quthuz berdiri gagah, ia hendak memotivasi seluruh tentara gabungan Mesir, Syam dan Turki, serta seluruh rakyat Mesir untuk bergerak menuju jihad di jalan Tuhan. Suaranya begitu lantang dan keras, membuat jiwa bergetar, dan mengalirkan air mata, kata-katanya terdengar nyaring, menyerukan jihad paling menentukan dalam sejarah.
“Jika Mongol memiliki kuda, panah, tameng, dan manjanik. Maka kita punya yang tak terkalahkan oleh apapun, kita punya Allaaaaah… Azza wa Jalla!”
Suara takbir bergemuruh, semangat pasukan terbakar, dan rakyat  berjanji akan bertempur bersama sultan mati-matian, hingga darah penghabisan.
Bertemulah Kedua kekuatan tersebut di Medan perang Ain jalut, Pasukan Mamluk dengan mengandalkan pasukan kavaleri sebagai kekuatan utama di pimpin oleh Jendral Baibars dengan Sultan Quthuz mengamati dari dataran tinggi sementara Pasukan Mongol dipimpin langsung oleh jendral tangan kanan dan kepercayaan Hulagu Khan, Qitbuka Noyan.
Baibars yang memiliki jumlah pasukan kaveleri yang lebih sedikit menggunakan taktik “hit and run” dalam melawan pasukan Mongol hingga terjadi pertempuran selama berjam-jam sampai pada akhirnya pasukan Mongol jatuh ketengah-tengah perangkap pasukan Mamluk.
Melihat lawannya sudah masuk kedalam perangkap, pasukan Mamluk yang bersembunyi mulai keluar dan langsung menghujani pasukan Mongol dengan panah dan meriam kecil dalam penyerangan ini.
Ketika pasukan lawannya sudah berada dalam posisi terdesak, pasukan kavaleri Mamluk lain yang juga bersembunyi serta kemudian disusul oleh Infantrinya langsung menyerbu lawannya dalam empat posisi, menutup jalan keluar bagi pasukan Mongol.
Qitbuka yang menyadari bahwa pasukannya tidak mempunyai harapan lagi untuk melawan pasukan Kaveleri utama pimpinan Baibars dan memenangkan pertempuran, serta pasukannya terpojok ditengah-tengah, segera memerintahkan keseluruhan sisa pasukan yang dimilikinya untuk memfokuskan penyerangan ke posisi sayap kiri pasukan Mamluk pimpinan Al-Mansur Mohammad yang dirasa paling lemah, untuk membuka jalan keluar bagi pasukan yang dipimpinnya. Setelah digempur secara gencar akhirnya posisi sayap kiri pasukan Mamluk menjadi goyah.
Dari dataran tinggi, Sultan Quthuz yang mengamati jalannya pertempuran, melihat posisi sayap kiri pasukannya mulai terbuka akan dijebol pasukan Mongol, seketika itu pula ia membuang topeng bajanya ke tanah hingga wajahnya dapat terlihat oleh seluruh pasukannya, Sambil mengacungkan senjata Ia menggebrak kudanya ke arah posisi sayap kiri pasukannya,dan berteriak keras-keras,
“Demi Islam!..Demi Islam!”
Melihat sultannya menuju ke arah mereka, seketika itu pula moral dan semangat bertempur pasukan sayap kiri Mamluk meningkat, mereka kembali meningkatkan pertahanan dan tekanan kepada pasukan Mongol, satu-persatu pasukan Mongol berjatuhan terbunuh termasuk Qitbuka.
Pasukan yang tak pernah terkalahkan akhirnya takluk oleh pejuang Islam yang pemberani dan panji-panji Islam kembali ditegakkan.
Sultan Syaifuddin Muzhaffar al Quthuz meninggal dunia hanya lima puluh hari setelah kemenangan Ain Jalut. Kekuasaannya hanya berusia 11 bulan dan 17 hari. Tidak genap satu tahun!
Berbagai peristiwa bersejarah yang agung, persiapan yang bagus, pendidikan yang tinggi, kemenangan gemilang, hasil yang luar biasa dan dampak yang besar. Ya, semua ini dicapai kurang dari satu tahun di bawah pemerintahan pemuda legendaris ini.
Lalu. Bagaimana dengan kita? Di penghujung Ramadhan ini, apakah yang telah kita persiapkan, korbankan bahkan perjuangkan untuk menegakkan keadilan dan mencegah kemungkaran di sepanjang hidup kita?
Ramadhan adalah bulan perjuangan. Mulai dari perang Badar, perang Tabuk, menggali parit untuk perang Khandaq, penaklukkan Makkah, penaklukkan Andalusia, serta banyak peperangan terjadi di bulan ini termasuk perang Ain Jalut.
Mari kita berjuang, tentu saja bermula dari melawan hawa nafsu kita sendiri untuk menang dan merdeka baik sebagai diri, ummat dan bangsa.
 
Salam spektakuler
Archan, The Revolutionist (Motivator)

Kisah Pelajaran Mengambil Sebanyak-banyaknya di Bulan Ramadhan

Pada suatu masa, Raja Iskandar Zulkarnain beserta pasukannya hendak berangkat menaklukkan suatu daerah. Pagi hari sebelum berangkat, Iskandar Zulkarnain berpesan kepada pasukannya:
“Dalam perjalanan, nanti malam kita akan melintasi sungai. Ambillah apa pun yang terinjak yang ada di sungai itu.”
Ketika malam tiba dan pasukan Iskandar Zulkarnain melintasi sungai, ada 3 golongan prajurit.
Golongan yang pertama tidak mengambil apa pun yang terinjak di sungai karena yakin itu hanya batu.
Golongan yang kedua mengambil alakadarnya yang terinjak di sungai, sekedar mengikuti perintah raja.
Golongan yang ketiga mengambil sebanyak-banyaknya yang terinjak di sungai sehingga tasnya penuh dan kepayahan meneruskan perjalanan karena penuhnya bawaan.
Setelah melanjutkan perjalanan dan tiba pagi hari, Iskandar Zulkarnain bertanya kepada pasukannya, apa yang kalian dapatkan semalam?
Ketika para prajurit memeriksa tasnya, ternyata isinya intan berlian. Prajurit yang tidak mengambil apa-apa sangat menyesalinya. Prajurit yang mengambil ala kadarnya ada perasaan senang bercampur penyesalan. Prajurit yang sungguh-sungguh mengambil merasa sangat bahagia.
Cerita tersebut dikutip dari buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka.
Begitu pula bulan Ramadhan. Di dalamnya banyak sekali keberkahan. Dan kita memiliki 3 pilihan:

  1. Melewati Ramadhan tanpa mengambil keberkahannya sedikit pun.
  2. Atau melewati Ramadhan dengan mengambil keberkahan ala kadarnya.
  3. Atau melewati Ramadhan dengan bersungguh-sungguh mengambil keberkahannya, dengan cara memperbanyak ibadah dan amal kebaikan lainnya.

Semoga kita termasuk golongan yang mengambil sebanyak-banyaknya kesempatan untuk mendapat magfirah, rahmah dan keberkahan Ramadhan.

Matahari Melintas Tepat Di Atas Ka’bah Hari Ini, Apa Artinya?

Muhammad Thambrin selaku Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) mengatakan bahwa berdasarkan data astronomi, Ahad (28/5/2017), matahari akan melintas tepat di atas Rumah Allah atau Ka’bah. Peristiwa alam ini akan terjadi pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA.
“Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Ka’bah,” ujar M Thambrin, seperti dilansir oleh Republika.
Peristiwa semacam ini, lanjut Thambrin, dikenal dengan nama Istiwa A’dham atau Rashdul Qiblah. Atau secara penjelasan mudahnya ialah, waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari, akan menunjuk ke arah kiblat.
Thambrin juga menghimbau, momentum ini dapat digunakan oleh umat Islam untuk mengecek kembali arah kiblatnya. Caranya adalah dengan menyesuaikan arah kiblat dengan bayangan benda ketika Rashdul Qiblah terjadi.
Kasubdit Hisab Rukyat Dit Urais Nur Khazin menegaskan kepada umat Islam yang ingin memverifikasi arah kiblatnya, hendaknya memperhatikan 3 hal berikut ini:
1. Pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan Lot/Bandul
2. Permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata
3. Jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom.
 
Sumber : Inspira Data

Ramadhan, Bulan Penaklukan

Ramadhan merupakan bulan bersejarah, penuh histori kejayaan Islam. Penaklukan di berbagai wilayah, hingga kemenangan dalam beberapa peperangan yang menjadi kejayaan Islam.
Berikut ada 8 peristiwa penaklukan yang terjadi di bulan Ramadhan:
1. Fathu Makkah
Pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, Rasulullah SAW beserta 10 ribu pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kemudian menguasai Makkah secara keseluruhan, tanpa pertumpahan darah sedikit pun.
Kemudian Rasul saw menyucikannya dengan memusnahkan 360 patung di sekeliling Ka’bah. Lima hari sebelum berakhirnya Ramadhan tahun ke-9 H, Rasul saw mengirim Khalid bin Walid untuk musnahkan patung al ‘Uzza di Nakhla. Menurut kepercayaan Arab jahiliyah, al ‘Uzza adalah patung dewi terbesar di daerah tersebut.
2. Perang Badr
Perang ini melibatkan tentara Islam sebanyak 313 anggota berhadapan dengan 1 ribu tentara musyrikin Makkah yang lengkap bersenjata. Dalam perang ini, tentara Islam memenangkan pertempuran, dengan 70 tentara musyrikin terbunuh, 70 lagi ditawan. Sisanya melarikan diri.
3. PengIslaman Yaman
Yaman terletak di selatan semenanjung tanah Arab. Nabi Muhammad mengutus Ali bin Abi Thalib dengan membawa surat beliau untuk penduduk Yaman khususnya suku Hamdan. Dalam periode satu hari, semua mereka memeluk agama Islam secara aman. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada bulan Ramadan tahun ke-10 hijrah
4. Penyerahan Kota Taif
Kota Taif pernah mencatat sejarah ketika penduduknya mengusir Rasul saw saat berdakwah di sana. Setelah beliau dan umat Islam berhasil bebaskan Makkah, kaum Bani Thaqif bersikeras tidak mau tunduk kepada Rasul saw.
Rasul saw dan tentara Islam lalu maju ke Taif dan mengepungnya dalam waktu lama. Akhirnya kaum Bani Thaqif datang ke Makkah di bulan Ramadan tahun ke-9 H dengan serahkan kota Taif.
5. Menaklukkan Andalusia
Andalus adalah nama Arab yang diberikan kepada wilayah-wilayah bagian semenanjung Liberia yang diperintah oleh orang Islam selama beberapa abad, mulai tahun 711 M sampai 1492 M.
Pada 28 Ramadhan tahun ke-92 H, panglima Islam bernama Tariq bin Ziyad dikirim pemerintahan Bani Umayyah untuk menawan Andalus. Dan akhirnya islam pun menang dalam pelerangan tersebut.
6. Peperangan Zallaqah
Peristiwa terjadi setelah subuh hari Jumat Ramadhan tahun 459 H. Ketika itu, terjadi kebangkitan dinasti Murabit di Afrika Utara. Gubernur Cordova, Al Muktamin minta bantuan Sultan Dinasti Murabit, Yusuf bin Tasyifin untuk memerangi Raja Kastilia Alfonso VI.
Tentara Alfonso VI yang berjumlah 80 ribu tentara berhasil dikalahkan. Dalam waktu yang singkat Sultan Yusuf berhasil menguasai seluruh dataran Spanyol.
7. Mengalahkan Mongol
Di 1258, tentara pimpinan jenderal Hulagu Khan menyerbu Baghdad yang menjadi kemegahan Dinasti Abbasiah. Kaum muslim banyak yang terbunuh, kira-kira jika korban islam dicelupkan ke sungai Dajlah sampai menghitam.
15 Ramadan 658 H atau 1260 M, tentara Islam bangkit membuat serangan balas. Dipimpin Sultan Qultuz dari dinasti Mamluk serang Mongol di Palestina yang dikuasainya, mereka bertemu di Ain Jalut, dan Islam menang.
8. Perang Yakhlis
Pada 15 Ramadan 1294 H, tentara Islam dari Dinasti Ottoman yang dipimpin oleh Ahmad Mukhtar Basya dengan jumlah 34 ribu anggota mengalahkan tentara Rusia yang berjumlah 740 ribu.
Sebanyak 10 ribu tentara Rusia tewas dalam pertempuran itu. Itu menjadi kebanggaan umat Islam mempertahankan agama yang diancam oleh pemerintah Tzar di Rusia.
 
Sumber : pusat data Islampos.com

Kemenangan Pertempuran Ain Jalut, Umat Islam Melawan Mongol di Bulan Ramadhan

Pogba Rayakan Juara Liga Europa sekaligus Sambut Ramadan dengan Umrah

Mekkah – Paul Pogba mempunyai cara khusus untuk merayakan trofi Liga Europa dan menyambut ramadan. Gelandang Manchester United itu ke Mekah.
Tiga hari setelah merayakan sukses di Liga Europa, Pogba terbang ke Arab Saudi. Dua misi sekaligus dijalani pemain termahal di dunia itu.
Dalam keterangan di instagram miliknya, Pogba menyebut keberangkatan ke Mekah itu untuk menyatakan terimakasih atas sukses Klub Setan Merah yang baru saja meraih trofi Liga Europa dengan mengalahkan Ajax Amsterdam di Stockholm.
Screenshot_2017-05-28-14-31-54_com.android.chrome_1495957246414
“Dalam perjalanan untuk mengucapkan terimakasih buat musim ini. Jumpa lagi Manchester!” sebut pemain 24 tahun itu.
Pogba memang berperan besar dalam kemenangan MU dalam laga itu. Pogba mencetak gol pembuka dalam pertandingan di Friends Arena, Stockholm, Kamis (25/5/2017) dinihari WIB.
Henrikh Mkhitaryan memastikan kemenangan 2-0 MU atas Ajax.
Trofi itu menjadi koleksi ketiga MU musim ini dengan sebelumnya mendapatkan Community Shield dan Piala Liga Inggris.
Gelar juara Liga Europa itu sekaligus membuat MU mendapatkan tiket Liga Champions musim depan.
Setelah itu, Pogba mengunggah video selfie tengah mengenakan ihrom di depan kakbah di Masjidil Haram, Mekah. Rambutnya dibiarkan cepak dan hitam.
Setelah menjalani ibadah umrah, Pogba akan bergabung dengan Timnas Prancis untuk menjalani tiga laga internasional.