0878 8077 4762 [email protected]

Menghadap-Nya

Tausiyah Iman – 23 April 2016
 
Bila berwudhu, wajah Ali ibn Husein ra menjadi pucat.
Ketika ditanya, “Mengapa wajahmu pucat setiap kali berwudhu?” Ia menjawab, “Engkau tahu di hadapan siapa aku akan berdiri?”
اللهم اجعلنا من الخاشعين في الصلاة
Ustadz Fauzi Bahreisy
(Baca juga: Ridha Akan Ujian)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman

Ridha Akan Ujian

Tausiyah Iman – 22 April 2016
 
Ujian atau cobaan merupakan suatu kepastian dalam kehidupan. Ia merupakan fitrah yang tidak bisa dihilangkan. Ia dirasakan oleh setiap orang, dimana pun dan dalam usia berapapun.
Ujian dan cobaan bisa berupa kesusahan namun tak sedikit juga yang berupa kebahagiaan dan kemudahan.
Yang terpenting dalam memahami sebuah ujian dan cobaan adalah hendaknya meyakini bahwa itu merupakan tanda cinta Allah SWT dan kita mesti ridho atasnya.
Nabi SAW bersabda :
إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَط
Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang ridha (terhadap ujian tersebut) maka baginya ridha Allah dan barang siapa yang marah (terhadap ujian tersebut) maka baginya murka-Nya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah At Tirmidzi berkata bahwa hadits ini hasan ghorib)
Ustadz Muhammad Syukron Muchtar
(Baca juga: Respon Mukmin)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman

Respon Mukmin

Tausiyah Iman – 21 April 2016
 
Ukuran keimanan seseorang ternyata tidak hanya dilihat dari ibadahnya, shalatnya, puasanya, hajinya, dan seterusnya. Akan tetapi, juga dilihat dari sikapnya ketika melihat dan merespon kemungkaran.
Saat melihat kemungkaran, seorang mukmin tidak boleh diam, abai, apalagi sampai ridha dan mendukung. Namun, ia harus menunjukkan pembelaan dan loyalitasnya kepada Allah dengan berusaha mengubah kemungkaran tersebut. Itulah ciri dari mukmin sejati.
Allah berfirman, “Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Kalian menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran” (QS Ali Imran: 110).
Ustadz Fauzi Bahreisy
(Baca juga: Adab Di Dalam Majelis & Adab Terhadap Guru)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman

Adab Di Dalam Majelis & Adab Terhadap Guru

Tausiyah Iman – 20 April 2016
 
Jika engkau duduk di depan seorang guru, maka hendaknya engkau sadar bahwa itu adalah majelisnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, agar engkau lebih menghormatinya.
Para salaf dahulu ketika ia pergi menuju gurunya, ia bersedekah dan berkata: “Ya Allah, sembunyikanlah aib guruku dariku, dan jangan Engkau jauhkan keberkahan ilmunya dariku”.
Imam Syafi’i berkata: “Dulu aku membuka lembaran-lembaran buku di depan Imam Malik dengan cara yang sangat pelan dengan tujuan untuk menghormati beliau dan agar ia tidak mendengar bunyi lembaran yang aku buka”.
Rabi’ (murid Imam Syafi’i) berkata: “Aku tidak berani minum air di depan Imam Syafi’i sedangkan ia melihat kepadaku, hal ini untuk menghormatinya”.
Dalam sebuah riwayat Imam Ahmad tidak pernah mengarahkan kakinya saat duduk ke arah rumahnya Imam Syafi’i. Bandingkan dengan kita yang seringkali menjulurkan kakinya di hadapan gurunya.
Diantara pintu keberkahan ilmu ialah adabmu terhadap gurumu.
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
(Baca juga: Manusia Paling Buruk)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
 

Manusia Paling Buruk

Tausiyah Iman – 19 April 2016
 
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya manusia yang paling buruk kedudukannya disisi Allah pada hari kiamat, ialah orang yang dijauhi oleh manusia untuk menghindari keburukannya (lisannya)” (HR. Muslim).
Janganlah berkata-kata kotor dalam diskusi atau dialog yang kau lakukan. Karena boleh jadi, diamnya orang yang kau ajak bicara bukan dikarenakan rasa puas atau fahamnya dia dengan alasan-alasan dan dalil-dalil yang kau sebutkan, akan tetapi ia diam karena ingin menghindari kotornya kata-kata yang kau ucapkan
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
(Baca juga: Mulianya Seorang Istri)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman