by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Sep 13, 2016 | Adab dan Akhlak, Artikel
Hasan Al Bashri berdoa di malam hari : “Ya Allah berikanlah maaf bagi orang yang telah menzalimiku.”
la pun mengulang-ulang doa tersebut.
Lalu ada seseorang yang berkata padanya, “Wahai Abu Said (Hasan Al Bashri), aku mendengar tadi malam engkau mendokan kebaikan bagi orang yang telah menzalimimu Sampai-sampai aku berharap menjadi orang yang menzalimimu. Apa yang membuatmu berdoa semacam itu?”
la menjawab, “Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang memberikan maaf dan memperbaiki hubungan (berdamai), maka pahalanya berada di sisi Allah’
Hati yang bersih akan selalu memancarkan kebaikan.
Hati yang terbina dengan Qur’an, tak akan ada ruang di dalamnya untuk membenci saudaranya.
by Danu Wijaya danuw | Sep 5, 2016 | Adab dan Akhlak, Artikel
Sakit itu mustajab doanya. Sampai-sampai Imam Asy-Suyuti keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh mereka.
Sakit itu jalan kenabian Ayyub yang menyejarah. Kesabarannya diabadikan jadi teladan semesta.
Sakit orang mulia bersebab kemuliaan. Imam Syafi’i wasir sebab banyak duduk menelaah ilmu. Imam Malik lumpuh tangannya dizalimi penguasa. Nabi pun sakit oleh racun paha kambing di Khaibar yang menyelusup segigit pertama melalui celah gigi yang parah di perang Uhud. Tetapi penyebab sakit itu menjadikan mulia dengan memaknainya.
Sakit itu membaca, menulis, berkarya. Habiburrahman El Shirazy goreskan Ayat-Ayat Cinta saat terbaring patah kaki.
Sakit itu gugur dosa. Barang haram terselip tubuh dilarutkan di dunia. Anggota badan yang mungkin berdosa di nyerikan dan di cuci-Nya.
Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis. Salah satu perilaku keinsyafan yang disukai Nabi dan makhluk-makhluk langi.
Sakit itu meningkatkan kualitas ibadah. Rukuk sujud lebih khusyuk. Tasbih istighfar lebih sering. Tahiyat doa lebih lama.
Sakit itu memperbaiki akhlak. Kesombongan terkikis. Sifat tamak dipaksa tunduk. Pribadi dibiasa santun, lembut dan tawadhu.
Sakit itu membuat kita lebih serius mengingat dan mempersiapkan kematian. Dia yang merasa dekat maut menghargai waktunya dengan baik.
Demikianlah sekelumit tentang sakit. Semoga Allah tolong kita menjadi hamba yang penuh syukur disegala kebaikan.
by Danu Wijaya danuw | Sep 1, 2016 | Adab dan Akhlak, Artikel
Pengertian dan fungsi walimah : “Rahasiakan pinangan, umumkanlah pernikahan.” (H.R. Ibnu Hibban 1285, Ath Thabrani I:1/69 dan lainnya)
Alternatif tempat dan acara walimah : “Umumkan pernikahan ini, adakan di Masjid, meriahkan dengan tabuhan rebana.” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi)
Nabi saw dan Shafiyah hidangannya tanpa daging, hanya snack dari kurma, keju, dan samin (Muslim IV/147)
“Barangsiapa (sengaja tanpa udzur) tidak memenuhi undangan walimah, dia telah durhaka pada Allah dan Rasul-Nya.” (H.R. Bukhari IX/201)
Undangan tanpa membeda : “Sejelek-jeleknya jamuan adalah yang hanya mengundang orang kaya saja” (H.R. Muslim IV/154). Tetapi utamakan undangan yang shalih : “Upayakan makananmu dinikmati orang bertakwa” (H.R. Abu Dawud, Hakim IV/154, Ahnad III/262, dan lainnya)
Dalam walimah kikislah peran ritual dan perangkat yang bernuansa kemusyrikan. Jika keluarga teguh beradat bicarakan sejak awal. “Barang siapa datangi peramal atau dukun lalu percaya apa yang dikatakan, telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (H.R. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Hakim)
Upayakan proses walimah bersih sehingga berkah. “Sesiapa gantungkan suatu benda (dengan anggapan memberi manfaat, menolak sial/bahaya) maka Allah jadikan ia terbelenggu barang itu” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi)
Mudahkanlah hadirin walimah menjaga sunnah-sunnah makan dengan menyediakan tempat duduk yang memadai dan alur pengambilan yang lancar. Memisahkan area tamu lelaki dan perempuan dalam walimah itu sungguh utama, tapi upayakan tak menghalangi komunikasi yang malah merepotkan.
Tujuan para tamu yang menghadiri walimah ialah mendoakan. Hindari pemborosan dan kemubadziran dalam pernak-pernik yang tak perlu.
Syukuri hidangan walimah dengan senyum dan doakan : “Allaahummaghfir lahum warhamhum, wa baariklahum fii maa razaqtahum” Doa itu berarti : “Ya Allah ampunilah pemilik hajat, sayangilah mereka, dan berkahilah rezeki yang Kau anugerahkan pada mereka”
Kita doakan para mempelai dalam walimah dengan doa : Barakallaahu laka wa baraka ‘alayka, wa jama’a baynakumaa fi khayr. Doa walimah itu bermakna: Semoga Allah berkahi dalam hal yang menyenangkan juga berkahi dalam hal tak mengenakkan dan satukan dalam kebaikan.
Pengajian, ceramah dan lainnya itu baik. Tetapi jangan sampai jadi menu utama walimah. Sebab kadang yang hadir hendak bersegera untuk acara lain.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, Penerbit Pro-U Media
by Danu Wijaya danuw | Aug 9, 2016 | Adab dan Akhlak, Artikel
Imam Syafi’i ditanya suatu persoalan, maka beliau diam. Ditanyakan, “Tidakkah engkau menjawab, semoga Allah menyayangimu?” Lalu ujar beliau, “Aku belum akan menjawab hingga kuketahui dimana hal yang lebih utama: dalam diamku ataukah jawabku.”
Cahaya Allah
Imam Syafi’i berkasidah, “Kuadukan pada Imam Waki’ buruknya dalam berhafalan.
Maka dia arahkan aku untuk meninggalkan kemaksiatan. Dan dia kabarkan padaku bahwa ilmu Allah itu cahaya. Dan cahaya Allah takkan dikaruniakan kepada pendurhaka.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, Penerbit Pro-U Media
by Danu Wijaya danuw | Jul 27, 2016 | Adab dan Akhlak, Artikel
Betapa mudah hari ini mendengar ‘Ini Halal’ dan ‘Ini Haram’ pada sesuatu yang ijtihadiyyah (sesuatu nash yang tidak ada ketegasan dalam menunjukkannya).
Padahal terhadapnya, Imam Abu Hanifah An-Nu’man, Imam Malik ibn Anas, Imam Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad ibn Hambal lebih suka berkata: “Aku menyukai pendapat ini.” atau “Aku cenderung meninggalkan itu.” Bahkan betapa sering mereka berkata “Aku tak tahu”, karena takwa dan hati-hati.
Semoga semangat kita dalam memuliakan agama diimbangi kehati-hatian ilmu dan rasa takut padaNya terkait haq tasyri’ (hak Allah swt terkait aqidah, muamalah, dan sebagainya) yang suci.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah
by Danu Wijaya danuw | Jul 27, 2016 | Adab dan Akhlak, Artikel
Diungkapkan oleh Habib ibn Syahid, “Mempelajari akhlak dari ulama yang kau pergauli di tiap harinya, lebih berharga daripada banyak bicara dengan mereka.”
Imam Adz Dzahabi menuturkan, “Majelis Imam Ahmad dihadiri 50.000 orang, namun hanya 500 orang saja yang mencatat hadist. Sisanya memperhatikan akhlak dan adab beliau ”
Inti Din (agama) adalah akhlak. Akidah dan ibadah itu akhlak pada Allah. Muamalah ialah akhlak pada sesama, begitulah seterusnya.
Imam Bukhari hafal sejuta hadis. Banyak ucapan berharga perawi hadis yang ia dapat lalu digugurkan, karena perawinya tak menjaga akhlak pada hewan dan sesama. Sebab akhlak itu, memuliakan diatas segala makhluk.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah