by Danu Wijaya danuw | Apr 25, 2018 | Artikel, Dakwah
BEGITU sang bayi lahir ke dunia, saat itulah sang ayah sangat bahagia. Terutama ibunya yang telah melahirkannya ke dunia dengan deraian air mata, cucuran keringat, bahkan genangan darah. Semua itu tak jadi persoalan dan tak pernah dihiraukan, karena punya harapan akan melahirkan anak yang sholeh dan sholehah.
Nah, saat itulah sang ayah berkewajiban memberikan adzan di telinga kanan sang bayi. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Rafi’i.
Beliau berkata, “Aku melihat Rasulullah mengumandangkan adzan di telinga Al-Hasan bin Ali saat baru dilahirkan oleh Fatimah.”
Hikmah Adzan dan Iqamah di Telinga Bayi
1. Ibnu Qayyim mengatakan bahwa hikmah adzan dan iqamah di telinga bayi yang baru lahir adalah agar suara pertama yang didengar oleh sang bayi adalah seruan adzan.
Seruan yang mengandung makna keagungan dan kebesaran Allah, serta syahadat yang menjadi syarat utama bagi seseorang yang baru masuk Islam. Jadi, tuntunan pengajaran ini menjadi perlambang Islam bagi seseorang saat dilahirkan ke dunia.
Saat manusia akan meninggalkan dunia, dianjurkan juga agar dituntun untuk mengucapkan kalimat tauhid. Tidaklah aneh bila pengaruh adzan ini masuk ke hati sang bayi. Bayi akan terpengaruh olehnya, meskipun si bayi belum dapat menyadarinya.
2. Kita tahu bahwa setan akan lari terbirit-birit manakala mendengar suara adzan.
Karenanya, setan yang berupaya mengganggunya akan mendengar kalimat yang paling dibenci olehnya saat sang bayi memasuki permulaan kehidupannya di dunia.
Hal ini menjelaskan kepedulian Nabi saw terhadap akidah tauhid yang harus ditanamkan sejak dini dalam jiwa sang anak, dan sekaligus untuk mengusir setan yang selalu berupaya mengganggu sang bayi sejak kelahirannya dan memulai kehidupan barunya.
3. Setan juga selalu memukul bayi saat baru dilahirkan
Sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Abu Hurairah. Abu Hurairah berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda:
‘Tiada seorang pun dari anak keturunan Adam yang baru dilahirkan kecuali setan menyentuhnya ketika ia dilahirkan sehingga ia menangis karena sentuhan setan itu, kecuali Maryam dan putranya.’
“Kemudian Abu Hurairah berkata, “Jika kalian tidak keberatan, bacalah firman-Nya:
وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Ðan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yg terkutuk.” (Ali Imran: 36).
Sumber: Islam Parenting, Pendidikan Anak Metode Nabi
Karya: Syaikh Jamal Abdurrahman
Penerbit: Aqwam Jembatan Ilmu
by Danu Wijaya danuw | Apr 9, 2018 | Artikel, Berita, Internasional, Muallaf
DUBLIN – Leslie Carter, yang sekarang bekerja untuk Pusat Kebudayaan Islam dan menjabat sebagai asisten koordinator wanita, menyatakan memeluk Islam tiga tahun yang lalu.
Leslie Carter berasal dari Irlandia. Leslie menikah dengan seorang muslim, dan dia tetap menganut agama Kristen. Tapi dia dan suaminya memilih untuk tidak mempermasalahkan dan tetap mempertahankan agamanya masing-masing.
Sebagai non-muslim, Leslie sangat menghormati agama suaminya, begitu juga sebaliknya. Tidak ada masalah tentang agama dalam rumah tangga mereka.
Suatu hari ketika suaminya berniat untuk shalat di Islamic Center. Leslie yang awalnya berniat untuk pergi ke pasar, akhirnya ikut suaminya yang bekerja di Islamic Center tersebut.
Sebenarnya, tidak ada rencana bagi saya untuk menjadi seorang Muslimah pada hari itu, Saya bilang bahwa mungkin saya akan memeluk Islam dalam waktu 10 tahun atau kapan pun.
“Tetapi ketika saya berada di sana dan mendengar suara Adzan, saya mulai menangis. Rasanya seperti ada cahaya dalam hati saya atau sesuatu. Saya tahu saya tidak bisa meninggalkan masjid tanpa menyatakan keimanan saya.” ungkapnya, sebagaimana dilansir oleh OnIslam.net.
Adapun putri sulung saya berumur lima tahun. Jika dia sedang menonton TV dan melihat perempuan yang memakai pakaian terbuka dia akan berteriak “Haram, ganti saluran”.” cerita Leslie.
Leslie Carter mengaku bahwa putrinya suka memakai rok panjang, dan tidak suka memakai rok diatas lututnya.
Setelah menjadi muslim, Leslie sekarang bekerja di Islamic Cultural Center di Irlandia yang dibangun dengan dana bantuan dari Al-Maktoum Foundation yang berpusat di Dubai.
Sekarang, kata Leslie, banyak orang yang datang ke Islamic Center itu untuk meminta salinan Al-quran.
“Mungkin mereka ingin mencari penjelasan tentang Islam yang selama ini belum mereka ketahui,” kata Leslie.
Sebelumnya dia adalah penganut Nasrani. Dia mengaku bahwa dia selalu dihantui pertanyaan seputar keyakinan dalam agama kristen, khususnya mengenai pengakuan dosa yang diungkapkan terhadap pendeta. Menurut Leslie, pengakuan dosa itu seharusnya antara dia dan Tuhan, tidak harus memakai perantara.
Namun lamban laun, Leslie merasa mulai meragukan agamanya dan mulai bertanya-tanya tentang Islam. Leslie banyak membaca buku-buku Islam. Dari situ Leslie merasa telah mendapat jawaban dari pertanyaannya tentang Agama.
Sumber : OnIslam.net
by Danu Wijaya danuw | Jun 24, 2017 | Artikel, Berita, Kisah Sahabat
BILAL bin Rabbah adalah salah satu sosok Muslim yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dialah sosok muadzin pertama. Beliau telah lebih dahulu mendengar seruan Rasulullah SAW yang membawa agama Islam, yang menyeru untuk beribadah kepada Allah yang Esa. Meninggalkan berhala, menggalakkan persamaan antara sesama manusia, memerintahkan kepada akhlak yang mulia. Sebagaimana beliau juga selalu mengikuti pembicaraan para pemuka Quraisy seputar Nabi Muhammad SAW.
Setelah Nabi SAW dan kaum muslimin hijrah ke Madinah dan menetap disana, Rasulullah SAW memilih Bilal untuk menjadi muadzin pertama. Bilal tidak hanya ditugaskan pada seputar adzan saja, tapi juga selalu menyertai Rasulullah SAW dalam setiap peperangan.
Sejak Rasulullah wafat, Bilal meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak lagi melantukan Adzan di puncak Masjid Nabawi di Madinah. Bahkan permintaan Khalifah Abu Bakar, yang kembali memintanya untuk menjadi muadzin ia penuhi.
Dengan kesedihan yang mendalam Bilal berkata,
“Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.”
Khalifah Abu Bakar pun bisa memahami kesedihan Bilal dan tak lagi memintanya untuk kembali menjadi muadzin di Masjid Nabawi, melantunkan Adzan panggilan umat muslim untuk menunaikan shalat fardhu.
Kesedihan Bilal akibat wafatnya Rasulullah tidak bisa hilang dari dalam hatinya. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan Madinah, bergabung dengan pasukan Fath Islamy hijrah ke negeri Syam. Bilal kemudian tinggal di Kota Homs, Syria.
Sekian lamanya Bilal tak berkunjung ke Madinah, hingga pada suatu malam, Rasulullah Muhammad SAW hadir dalam mimpinya. Dengan suara lembutnya Rasulullah menegur Bilal,
“Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?“
Bilal pun segera terbangun dari tidurnya. Tanpa berpikir panjang, Ia mulai mempersiapkan perjalanan untuk kembali ke Madinah. Bilal berniat untuk ziarah ke makam Rasulullah setelah sekian tahun lamanya Ia meninggalkan Madinah.
Setibanya di Madinah, Bilal segera menuju makam Rasulullah. Tangis kerinduannya membuncah, cintanya kepada Rasulullah begitu besar. Cinta yang tulus karena Allah kepada Baginda Nabi yang begitu dalam.
Pada saat yang bersamaan, tampak dua pemuda mendekati Bilal. Kedua pemuda tersebut adalah Hasan dan Husein, cucu Rasulullah. Masih dengan berurai air mata, Bilal tua memeluk kedua cucu kesayangan Rasulullah tersebut.
Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah, juga turut haru melihat pemandangan tersebut. Kemudian salah satu cucu Rasulullah itupun membuat sebuah permintaan kepada Bilal.
“Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami.”
Umar bin Khattab juga ikut memohon kepada Bilal untuk kembali mengumandangkan Adzan di Masjid Nabawi, walaupun hanya satu kali saja. Bilal akhirnya mengabulkan permintaan cucu Rasulullah dan Khalifah Umar Bin Khattab.
Saat tiba waktu shalat, Bilal naik ke puncak Masjid Nabawi, tempat Ia biasa kumandangkan Adzan seperti pada masa Rasulullah masih hidup. Bilal pun mulai mengumandangkan Adzan.
Saat lafadz “Allahu Akbar” Ia kumandangkan, seketika itu juga seluruh Madinah terasa senyap. Segala aktifitas dan perdagangan terhenti. Semua orang sontak terkejut, suara lantunan Adzan yang dirindukan bertahun-tahun tersebut kembali terdengar dengan merdunya.
Kemudian saat Bilal melafadzkan “Asyhadu an laa ilaha illallah“, penduduk Kota Madinah berhamburan dari tempat mereka tinggal, berlarian menuju Masjid Nabawi. Bahkan dikisahkan para gadis dalam pingitan pun ikut berlarian keluar rumah mendekati asal suara Adzan yang dirindukan tersebut.
Puncaknya saat Bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah“, seisi Kota Madinah pecah oleh tangis dan ratapan pilu, teringat kepada masa indah saat Rasulullah masih hidup dan menjadi imam shalat berjamaah.
Tangisan Khalifah Umar bin Khattab terdengar paling keras. Bahkan Bilal yang mengumandangkan Adzan tersebut tersedu-sedu dalam tangis, lidahnya tercekat, air matanya tak henti-hentinya mengalir. Bilal pun tidak sanggup meneruskan Adzannya, Ia terus terisak tak mampu lagi berteriak melanjutkan panggilan mulia tersebut.
Hari itu Madinah mengenang kembali masa saat Rasulullah masih ada diantara mereka. Hari itu, Bilal melantukan adzan pertama dan terakhirnya semenjak kepergian Rasulullah. Adzan yang tak bisa dirampungkannya.
Sumber: 101 Kisah Teladan.
by Danu Wijaya danuw | May 6, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
JAKARTA – Bersamaan dengan #AksiSimpatik55, hari ini, Jumat (5/5/2017), pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno resmi ditetapkan oleh KPU sebagai gubernur wakil gubernur DKI Jakarta terpilih.
Penetapan dilakukan dalam acara rapat pleno terbuka pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta terpilih periode 2017-2022 di kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017).
Saat menyampaikan Pidato Kemenangan yang disiarkan LIVE TvOne ini, Anies menghentikan pidatonya saat adzan Ashar berkumandang. Untuk bersama-sama menyimak dan mendengarkan lantunan adzan.
Yang SUBHANALLAH banget adalah begitu pas momen apa yang diucapkan Anies Baswedan dengan saat berkumandangnya adzan.
Di tengah pidato Anies menyampaikan “Kemenangan itu hanya datang karena petolongan dari Allah…”, lalu saat itu terdengar lantunan adzan dari kejauhan “Allahu Akbar… Allahu Akbar..”. Kemudian Anies menghentikan pidatonya untuk mendengarkan adzan.
Subhanallahu.. Allahu Akbar… Indahnya pemimpin muslim.
by Danu Wijaya danuw | Mar 13, 2017 | Dunia
Rencana Israel melarang kumandang azan melalui rancangan undang-undang (RUU) menuai protes dan hujatan. Turki dan Palestina mengutuk kebijakan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Setelah gagalnya RUU larangan adzan menggunakan pengeras suara, komite Kementerian Israel untuk Urusan Legislatif kembali merancang RUU larangan kumandang adzan di bumi Palestina dalam waktu Subuh.
Dalam draf RUU menyebutkan kumandang adzan dilarang di Israel dan Yerusalem Timur mulai pukul 23.00-07.00 waktu setempat.
UU anti-Adzan ini melarang penggunaan pengeras suara untuk panggilan adzan di Masjid-Masjid di Israel, termasuk wilayah Yerusalem Timur
Selain itu, bila RUU ini disahkan maka bagi yang melanggar akan dikenakan denda berkisar US$1.300 (Rp17,4 juta) hingga US$2.600 (Rp34,8 juta).
Saat ini, RUU masih digodok di Parlemen Israel (Knesset) untuk dibahas pada tahap kedua dan ketiga, serta masih harus disetujui oleh mayoritas anggota Knesset sebelum resmi diundangkan
Kecaman PBB dan Tokoh Dunia
1. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
PBB di New York mengecam RUU larangan adzan Israel, dan menekankan perlindungan kebebasan beragama bagi warga Palestina.
Kecaman itu disampaikan juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Farhan Haq pada Sabtu (11/03). Dia menegaskan bahwa pihaknya ingin pemerintah Israel menghormati hak-hak dalam beragama.
“Tentu saja kami ingin memastikan semua hak, termasuk hak-hak dalam beragama harus dihormati,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Farhan Haq menambahkan pihaknya akan melakukan upaya untuk membatalkan RUU larangan adzan yang dikeluarkan Israel. Aturan yang dibuat Israel itu juga mengundang protes berbagai kalangan
2. Kelompok Yahudi Ortodoks anti Zionisme
Prostes juga datang dari kelompok Neturei Karta, sebuah organisasi Yahudi Ortodoks anti Zionisme. Mereka berencana akan melakukan aksi turun jalan di New York untuk memprotes RUU anti adzan Israel.
3. Yordania
Dalam sebuah pernyataannya, Organisasi Wakaf Muslim dan Urusan al-Aqsa, yang dikelola oleh Yordania mengatakan bahwa “RUU pelarangan Adzan kontroversial itu adalah sinyal perang terhadap Islam”.
4. Turki
Ulama berpengaruh Turki, Mehmet Gormez mengatakan, aturan pelarangan azan dengan memakai pengeras suara sama saja menolak keberadaan Islam di Negeri Zionis tersebut.
Gormez, yang juga menjabat Presiden Lembaga Hubungan Keagamaan Turki, menyebut RUU ini tidak dapat diterima. “Saya ingatkan, tidak ada yang bisa membelenggu atau melarang orang untuk azan. Itu sangat tidak bisa diterima,” kata Gormez, seperti dikutip situs Anadolu Agency, Jumat, 10 Maret 2017.
Ia juga menekankan bahwa masjid tidak hanya tempat di mana orang melakukan ibadah, tetapi juga tempat untuk bersama-sama membawa pesan damai dan saling toleransi.
5. Warga Palestina
Sebelumnya, sejumlah warga Palestina telah melancarkan aksi turun jalan di Jalur Gaza untuk memprotes kebijakan Israel ini yang ditujukan kepada Knesset (Parlemen Israel) soal pengesahan RUU Adzan tersebut.
6. Hamas
Kepala Urusan Politik Hamas, Khaled Meshaal mengutuk keras RUU anti-Adzan ,“[Dengan RUU ini], Israel bermain dengan api,” tegas Meshaal kepada Anadolu Agency.
“RUU ini telah menarik reaksi keras dari rakyat Palestina dan Muslim di seluruh dunia.”, tandasnya
7. Fraksi Jihad Islam Palestina
Aksi demonstrasi yang digelar oleh kelompok Jihad Islam sembari memegang spanduk tinggi-tinggi yang bertuliskan ‘Anda tidak dapat membungkam azan kami’ dan ‘Azan kami lebih keras dari tirani Anda!’
Dalam pidato yang disampaikan, anggota Jihad Islam Ahmed al-Modallal menyatakan bila RUU ini hanya akan menambah daftar panjang kejahatan kemanusiaan Israel terhadap Muslim.
“Kami tidak akan membiarkan hukum seperti itu terjadi,” tegas al-Modallal. “Dari Jalur Gaza yang terkepung, kami menyatakan bahwa azan tidak akan dibungkam di masjid-masjid Yerusalem”.
Berbagai sumber : Anadalou Agency, Middleeast, dst