by Sharia Consulting Center scc | Jun 6, 2016 | Artikel, Ramadhan
Oleh: Sharia Consulting Center
1. Sahur
Walaupun dengan seteguk air, karena bisa menguatkan fisik seseorang untuk berpuasa di siang harinya, sesuai dengan sabda Rasulullah Saw bersabda :
” تسحروا فإن السحور بركة ” رواه البخاري ومسلم
“Makan sahurlah kalian, karena sahur itu berkah” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan sunnahnya lagi, sahur itu dilakukan diakhir malam menjelang fajar, agar pengaruh sahur untuk kekuatan fisik di siang hari itu masih terasa.
2. Menyegerakan berbuka.
Ketika sudah adanya keyakinan bahwa matahari sudah terbenam, dan sebelum dilakukannya shalat Maghrib. Rasulullah Saw bersabda :
” لا يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر ” متفق عليه
“Manusia masih dalam kebaikan selagi ia masih mau menyegerakan berbuka puasa” (Muttafaqun alaih).
Makanan berbuka yang digunakan untuk berbuka pertama kali, sunnahnya adalah korma, atau manis manisan, atau air.
3. Berdo’a ketika akan berbuka
Dengan do’a yang ma’tsur dari Rasulullah Saw:
” اللهم لك صمت ، وعلى رزقك أفطرت ، وعليك توكلت ، وبك آمنت ، ذهب الظمأ ، وابتلت العروق ، وثبت الأجر إن شاء الله تعالى ، يا واسع الفضل اغفرلي ، الحمد لله الذي أعانني فصمت ، ورزقني فأفطرت ”
“Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, kepada-Mu aku berserah diri, dan kepada-Mu aku beriman, hilanglah rasa haus, tenggorokan menjadi basah. Semoga pahala dilimpahkan, insya Allah, wahai Dzat yang Maha luas anugerahnya ampunilah aku, segala puji bagi Dzat yang telah memberikan pertolongan kepadaku hingga aku bisa berpuasa, dan memberikan rezeki kepadaku hingga aku bisa berbuka”
4. Menahan anggota tubuh.
Untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa mengurangi pahala puasa, seperti perkataan atau perbuatan yang tidak ada manfaatnya. Rasulullah Saw:
” من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan atau perbuatan kotor, maka Allah tidak merasa butuh baginya yang telah meninggalkan makanan dan minumannya” (HR Bukhari).
(Baca juga: Penentuan Awal Ramadhan dalam Perspektif Sunnah)
5. Berusaha untuk mandi janabah
Yaitu mandi setelah haidh atau nifas sebelum fajar, agar puasanya sejak pagi sudah dalam keadaan suci, walaupun jika mandinya dilakukan setelah fajar tetap puasanya dianggap sah.
6. Memberi makan buka puasa
Memberi pada orang lain untuk berbuka puasa baik makanan ringan, minuman atau lainnya, walaupun yang lebih utama adalah yang mengenyangkan. Rasulullah Saw bersabda:
” من فطر صائما كان له مثل أجره غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيء ” رواه الترمذي وصححه
“Barangsiapa yang memberi makan pada orang yang berpuasa, maka baginya pahala puasa, tanpa harus mengurangi pahalanya orang yang puasa itu.” (HR. Turmudzi)
7. Berbuat baik pada sanak saudara dan kerabat, serta memperbanyak shadaqah kepada faqir miskin
Agar mereka bisa menjalankan puasa dengan tenang tanpa harus memikirkan kebutuhan makan dan minum pada hari itu. Sebagaimana yang tersurat dalam satu riwayat:
” كان صلى الله عليه وسلم أجود الناس بالخير ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ”
“Rasulullah Saw adalah orang yang paling dermawan dalam berbagai macam kebaikan, dan paling banyak kedermawanan beliau dilakukan pada bulan Ramadhan saat Jibril menemuinya.”
8. Menyibukkan diri dengan dzikir, tilawah al Qur’an dan menghadiri kajian-kajian Islam
Karena kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadhan, pahalanya akan dilipatgandakan, dan karena Jibril selalu datang menemui Nabi setiap bulan Ramadhan untuk saling membaca dan memperdengarkan Al Qur’an.
(Baca juga: Bagaimana Melatih Anak Berpuasa)
9. I’tikaf
Terutama pada sepuluh hari yang terakhir di bulan Ramadhan, sebagai sarana yang paling ampuh untuk menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan berbagai larangan larangannya. Disamping sebagai upaya untuk dapat menggapai malam Lailatul Qadar. Hal-hal yang berkaitan dengan i’tikaf akan dibahas dalam bab tersendiri insya Allah.
Sumber:
Panduan Lengkap Ramadhan, Sharia Consulting Center
by Ari Yanto ariyanto | Mar 28, 2016 | AlimanCenter.TV
Ceramah Agama: Agar Tidak Tersentuh Api Neraka oleh DR. KH. Bakrun Syafi’i MA.
by Danu Wijaya danuw | Mar 19, 2016 | Info
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirilah………!
Kajian Kitab Riyadhushshalihin Bab ke-77 dengan tema:
Marah Saat Dilanggar Aturan Allah
Bersama :
Ustadz Rasyid Bakhabazy
In-syaa Allah akan diselenggarakan pada:
Hari Ahad, 20 Maret 2016
Pukul 18.00-19.30 WIB
Bertempat di Majelis Ta’lim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jaksel (Belakang Apotik Prima Farma)
Agar semakin bermanfaat, jangan lupa ajak keluarga dan sahabat agar mereka juga bisa merasakan manfaat dari majelis ini.
Info Jadwal Pengajian:
- Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
- Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
- Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Terima kasih banyak bagi yang sudah menyebarkan info pengajian ini ke keluarga dan sahabat. Semoga amal yang sederhana ini menjadikan kita bisa masuk surga bareng-bareng.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
by Syahrul syahrul | Mar 6, 2016 | Artikel, Kajian, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Tadabbur Al-Qur’an Surat Ash-Shaff ayat 1-3.
Dakwah Bil Hal
Ahad, 28 Februari 2016
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Kebagusan, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Fauzi Bahreisy
Mukaddimah
Surat Ash-Shaff adalah Surat Madaniyah (turun setelah hijrah) yang berjumlah 14 ayat.
Tema besar Surat Ash-Shaff adalah terkait dengan qital/jihad berjuang menegakkan kalimat Allah.
Kata Ash-Shaff di ambil dari ayat ke-4, karena di dalam kata Ash-Shaff terkandung beberapa pelajaran penting :
- Di dalam Shaf adanya intidzam (keteraturan), yang menjadi salah satu diantara ciri-ciri Islam, maka sudah seharusnya bagi seorang Muslim menjadikan keteraturan itu bagian dari kehidupannya, teratur dalam menata hidup, waktu, kerja, tugas dan lain-lain.
- Di dalam Shaf ada istiqamah (lurus), karena shaf yang benar adalah shaf yang lurus.
- Di dalam Shaf ada at-Tarabuth (saling terpaut), shaf yang benar adalah shaf yang adanya keterpautan antara kita yang menunjukkan soliditas dan kekuatan.
Tadabbur Ayat
Ayat ke-1
(سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١
“Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana“.
Semua makhluk yang ada di langit dan di bumi bertasbih mensucikan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di dalam Al-Qur’an kata tasbih terkadang di sebutkan dengan sighah madhi “sabbaha” yang menunjukkan waktu lampau dan terkadang dengan shighah mudhari’ “yusabbihu” yang menunjukkan waktu sekarang dan yang akan datang, untuk memberi penegasan agar kita selalu bertasbih kepada Allah, mensucikan-Nya dari segala kekurangan.
Jika seluruh makhluk yang lain bertasbih kepada Allah, maka kita selaku manusia yang di berikan hati dan akal lebih layak untuk bertasbih kepada-Nya.
Al-‘Aziz maknanya Maha Perkasa dan tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya sedangkan Al-Hakim maknanya Bijaksana. Di dalam banyak ayat dalam Al-Qur’an Allah Swt. menggandengkan antara kalimat Al-Aziz “Perkasa” dan Al-Hakim “Bijaksana”, ini menunjukkan bahwa Allah tidak berlaku Dzalim.
Ayat Ke-2 dan 3 :
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ (٢) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ (٣
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan“.
Allah SWT menegur/mengingatkan orang-orang yang beriman agar tidak mengatakan sesuatu tetapi dia sendiri tidak mengerjakannya atau sengaja tidak mengerjakannya. Besar murka Allah jika seorang mukmin mengatakan sesuatu sedangkan dia sendiri tidak mengerjakannya.
Dalam Tafsir Al-Kasyaf dan Al-Kabir serta kitab-kitab tafsir yang lainnya menyebutkan bahwa asbabunnuzul “Sebab-sebab turunnya ayat ini” adalah diantara para sahabat ada yang berandai-andai sekiranya mereka mengetahui amal yang lebih dicintai Allah, pasti mereka akan mengerjakannya, akan tetapi ketika Allah mewajibkan kepada mereka jihad maka diantara mereka tidak suka dan mundur, kemudian Allah menegur dengan turunnya ayat ini
Kita dianjurkan untuk berdakwah di jalan Allah, dimana dakwah merupakan amal yang sangat besar dan paling utama serta paling di sukai oleh Allah SWT yang menjadi tugasnya para Nabi dan Rasul serta Ulama setelahnya. Akan tetapi jangan sampai kita hanya pandai bermain kata sedangkan kita sendiri tidak melakukannya, yang tidak ubahnya seperti orang munafiq, maka inilah yang di kecam oleh Allah SWT.
Dakwah dapat dilakukan dengan dua cara : Billisan “ucapan atau perkataan” dan Bilhal “menampilkan Islam dalam amal kehidupan sehari-hari”. Dakwah dengan lisan banyak orang yang bisa melakukannya, akan tetapi sering hanya sebatas ungkapan secara verbal saja.
Yang diinginkan oleh Allah SWT adalah juga disertai dengan amal perbuatan kita, jika ini kita lakukan maka orang akan dapat melihat Islam secara konkret. Oleh karena itu, kenapa Rasulullah SAW berhasil dalam berdakwah?
Karena Rasulullah SAW mengerjakan apa yang beliau sampaikan yang menjadi akhlak dan tingkah laku yang di tampilkan. Para sahabat menjadi generasi terbaik.
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
1. Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
2. Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
3. Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Feb 23, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Kitab Riyadhus Shalihin Bab Ke-76
Tahan Terhadap Gangguan
Ahad, 21 Februari 2016
Pukul 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Rasyid Bakhabazy, Lc
Tahan terhadap gangguan merupakan salah satu ciri dari orang-orang yang bertakwa.
Kesabaran dalan menghadapi gangguan merupakan sebuah sikap yang sangat terpuji. Kalaupun ada yang ingin membalas perlakuan buruk orang lain kepada dia, maka balaslah dengan balasan yang setimpal, jangan sampai melebihi perlakuan buruknya kepada dia.
Ada tiga tingkatan dalam menahan gangguan;
1) Menahan amarah,
2) Memaafkan kesalahan orang lain, dan
3) Membalas pelakuan buruknya dengan kebaikan.
Diantara contoh yang ditunjukkan oleh Rasulullah dalam bersabar terhadap gangguan ialah sikap beliau terhadap penduduk Tha’if yang melempari beliau dengan batu.
Tahan terhadap gangguan merupakan salah satu cara dalam mensukseskan program dakwah.
Dikisahkan bahwa rumah Hasan Al Bashri di bagian atapnya ada yang bocor. Air yang menetes ke dalam rumahnya bersumber dari saluran air kotoran dari rumah tetangganya yang beragama Nasrani. Setiap hari beliau menampung tetesan air tersebut dan membuangnya. Hal itu dilakukannya selama 20 tahun.
Hingga suatu saat Hasan Al Bashri jatuh sakit, dan tetangganya menjenguknya. Ketika masuk ke dalam rumahnya, tetangga itu melihat tetesan air tersebut dan ia pun baru tahu bahwa itu bersumber dari rumahnya. Ia pun bertanya kepada Hasan Al Bashri: “Sejak kapan engkau melakukan ini?” Beliau menjawab: “20 tahun.” Ia pun takjub dan akhirnya masuk Islam.
Orang yang terus-menerus melakukan keburukan sama seperti orang yang memakan abu dari hasil pembakaran yang ia lakukan.
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!