0878 8077 4762 [email protected]
Keunikan Masjid Islamic Center Rijeka Kroasia

Keunikan Masjid Islamic Center Rijeka Kroasia

Masjid Islamic Center Rijeka Kroasia memang unik. Bentuknya yang menyerupai gedung teater Keong Mas Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini merupakan besutan seniman kenamaan, Dusan Dzamonja.
Masjid Raya Rijeka, Kroasia, ini merupakan perjalanan panjang berpuluh tahun perjuangan umat Islam di Rijeka.
Dengan daya tampung masjid 1.400 jamaah, kehadiran masjid untuk yang pertama kalinya di Kota Rijeka menjadi kebanggaan baru umat Islam melengkapi dua masjid lain yang ada di Kroasia.
Pembangunan masjid ini sebagian besar didanai oleh Pemerintah Qatar. Masjid Rijeka ini menjadi salah satu bangunan keagamaan yang paling unik dan indah di Eropa.
Desain bangunan masjid yang diresmikan pada 4 Mei 2013 ini kaya dengan sentuhan arsitektur yang lebih modern dan futuristik. Uniknya desain arsitektur masjid yang juga bagian dari Islamic Center Rijeka ini muncul dari seorang seniman asal Kroasia yang sangat terkenal, Dušan Džamonja.
Ia menciptakan sebuah model miniatur masjid dengan model yang  abstrak. Kemudian, rancangan tersebut disempurnakan oleh arsitek Kroasia, Darko Vlahovi dan Branko Vuinovi.
Mereka mengimplementasikan ide konsep tersebut sesuai estetika proyek pembangunan masjid.
Džamonja yakin konsep Masjid Raya Rijekanya mampu menciptakan desain yang sangat baik untuk sebuah rumah ibadah dan mampu menciptakan lingkungan yang menyenangkan.
Salah satu yang cukup unik, kubah masjid dibentuk dalam lima bagian terpisah yang secara visual, namun tetap merupakan bagian dalam satu bangunan atap masjid.

Screenshot_2017-07-09-16-35-58_com.android.chrome_1499592985622

Desain unik kubah 5 bagian, dan menara ala ottoman


Ketika membuat desain kubah, Dušan Džamonja meniru model arsitektur kubah tradisional masjid gaya Ottoman di tepi Laut Tengah.
Walaupun, dengan pendekatan model yang dikombinasikan dengan makna modern.
Bangunan masjid dan Islamic center ini memiliki empat tingkat, yakni galeri, lantai dasar, lantai dua, serta masjid. Bangunan juga memiliki ruang pusat pertemuan pimpinan umat, sebuah restoran, tempat tinggal sementara, dan kamar tamu.
Ruang interior mengingatkan cakrawala lanskap terbuka. Dušan Džamonja sukses berekspresi dalam bentuk geometris dasar di setiap sudut arsitektur masjid ini. Hasil dari kreasinya pun terlihat yang tidak seperti arsitektur bangunan ibadah biasa.
 
122023m

Sudut arsitektur ruangan dalam masjid yang elegan


Eksterior bangunan terdiri atas batu dan suasana kuning gurun pasir sedangkan kubah interior akan ditutupi dengan mosaik emas. Lantai menggunakan granit hitam, ditutupi karpet oriental dalam warna yang hidup.
Umumnya simbol sebuah masjid, bangunan ini pun memiliki menara menjulang setinggi 23 meter. Hal yang menarik dari menara Masjid Rijeka ini adalah bentuknya yang tidak seperti menara masjid pada umumnya.
Menara masjid ini terkesan seperti monumen dengan gaya sangat minimalis serta bentuk futuristik.
Di lantai bawah masjid, menjadi lokasi Islamic center akan dibangun, yang dibangun dengan beberapa fasilitas sosial kemasyarakatan umat Islam Rijeka.
Seperti, restoran kafe, toko daging halal, ruang pertemuan, tempat pendidikan Alquran, serta prasekolah dan pengajaran sekolah agama.
“Islamic center ini mampu menampung 10 ribu umat Islam dan akan menjadi tempat ibadah serta pusat kegiatan sosial masyarakat Muslim di Rijeka,” ujar imam besar Rijeka, Hajrudin Mujkanovi.
Walaupun memiliki kesan modern, Islamic center ini sengaja dirancang tetap selaras dengan simbol agama dan umat Islam di Kroasia.
 
Sumber : Republika
Rep: Amri Amrullah / Red: Agung Sasongko

Meluruskan Kisah Abdah bin Abdurrahim

Benarkah Abdah bin Abdurrahim yang seorang tabi’in, mujahid, dan hafidz Qur’an murtad karena wanita romawi?

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Pertanyaan :
Assalamu’alaikum ustadz. Ana mau bertanya tentang mujahid ‘Abdah bin Abdurrahim yang hidup pada masa tabi’in, apa benar beliau pada akhir hayatnya murtad masuk agama nasrani? Apa penyebab beliau murtad?
@Ummu Dzakira

Jawaban :
Wa’alaikumus Salam Warohmatullahi wabarokatuh
`
1. Kisah tersebut dinukil oleh Al-Hâfizh Ibnu Katsir dalam “al-Bidayah wan Nihayah” (juz 11 hal. 64) dari Ibnul Jauzî, yg menceritakan bahwa ‘Abdah bin Abdurrahim murtad gara-gara terfitnah wanita Romawi yang cantik.
2. Pentahqiq kitab al-Bidayah wan Nihayah, yaitu Syaikh Abdullâh at-Turki (sekjen Rabithah Alam Islami) mengomentari kisah tersebut:

المصدر السابق أي المنتظم الجزء12 الصفحة 302: فيه أن هذه القصة إنما وقعت لشاب كان في صحبة عبدة, فالذي تنصر إنما هو ذلك الشاب وليس ((عبدة بن عبد الرحيم)) ((وعبدة)) هو راوي القصة وليس هو صاحبها.

Sumber referensi sebelumnya, yaitu al-Muntazham juz 12 hal. 302, menjelaskan bahwa kisah ini sebenarnya terjadi pada seorang pemuda yang menemani Abdah.

Jadi yang murtad menjadi nasrani itu adalah pemuda ini, bukanlah ‘Abdah bin Abdurrahim, sedangkan Abdah sendiri adalah periwayat Kisah tersebut, bukanlah pelakunya.”

3. Pernyataan Syaikh Abdullâh at-Turki di atas, didukung oleh riwayat kisah yang valid, yaitu yang murtad adalah pemuda yang menemani Abdah, sedangkan Abdah adalah yang menceritakan. Hal ini bisa dicek di kitab:

  • Al-Muntazham fi Tarikh al-Umam wal Muluk, karya Abul Farj al-Jauzi, Darul Kutub Ilmiah, Beirut, 1412, cet 1, juz 12 hal 301.
  • Tarikhul Islam wa Wafiyatul Masyahir wal A’lam karya Adz-Dzahabî, Darul Gharb al-Islâmi, 2003, cet 1, juz 5 hal 1176.
  • Mukhtashar Tarikh Dimasyqi karya Ibnu Syaikh, yang ditulis oleh Ibnu Manzhur, Darun Nasyr, 1402, cet 1, juz 15 hal 296.

Dan kitab Tarikh (sejarah) lainnya
4. Penilaian para ulama terhadap Abdah bin Abdurrahim:

  • Abu Hâtim pernah ditanya tentang Abdah bin Abdurrahim, maka beliau menjawab : Abdah seorang yang jujur (shidiq).
  • An-Nasa’i menilainya sebagai orang yang jujur dan tidak ada sesuatu padanya.
  • Dan lain-lain

KESIMPULAN:
Abdah bin Abdurrahim adalah mujahid yang tidak murtad, yang murtad adalah seorang pemuda yang menyertai Abdah, dan dikisahkan sendiri oleh Abdah kemurtadannya gara-gara terfitnah oleh wanita cantik.
Seorang tabi’in adalah generasi setelah sahabat yang diakui keshalehannya dan keilmuannya. Sehingga riwayat mengenai tabi’in perlu lebih jeli lagi.
Wallâhu a’lam
@abinyasalma
✒Repost: ganpage Facebook

Amalan Harian Untuk Hapuskan Dosa-Dosa

Apabila dosa-dosa kita Allah perlihatkan, mungkin akan menandingi tinggi dan besarnya kumpulan gunung di seluruh dunia.
Akan tetapi Allah yang Maha Pemaaf memberikan kita kesempatan untuk menghapus dosa-dosa tersebut tiap harinya dengan amalan-amalan sederhana yang berdampak luar biasa, apa sajakah amalan yang dimaksud?
1. Berdzikir
“Sesungguhnya ucapkan kalimat, Subhanallahu walhamdulillahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbar itu menggugurkan kesalahan-kesalahan seperti pepohonan menggugurkan dedaunan.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Ahmad)
2. Bersabar terhadap ujian dari Allah
Rasullullah s.a.w:  “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman, ‘Sesungguhnya apabila Aku menguji seorang hamba-Ku yang mukmin, lalu ia memuji-Ku atas ujian yang Aku timpakan kepada-Nya, maka ia bangkit dari tempat tidurnya (dalam keadaan) bersih dari dosa seperti hari ibunya melahirkannya.” (Hadis Riwayat Ahmad)
3. Bersedekah
Rasullullah s.a.w:  “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan pada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.
Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Baqarah ayat 271)
Rasullullah s.a.w: “Sedekah menghapus dosa seperti air memadamkan api.” (Hadis Riwayat Ahmad, Tirmidzi dan selainnya)
4. Memperbanyak bersujud
Sabda Rasulullah yang bermaksud : “Hendaklah kamu memperbanyak sujud kepada Allah, karena tidaklah kamu sekali sujud kepada-Nya, melainkan Dia mengangkatmu satu derajat dan menghapus satu kesalahan (dosa) darimu.” (Hadis Riwayat Muslim)
5. Menyempurnakan wudhu
“Jika seseorang berwudhu’ lalu menyempurnakan wudhu’nya kemudian berangkat solat dengan niat hanya untuk solat, maka tidak melangkah satu langkah kecuali Allah angkat satu derajat dan hapus satu dosa.” (Riwayat At-Tirmidzi)
6. Shalat 5 waktu
Melakukan sholat, dengan dalil sabda Rasulullah, “Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di pintu yang digunakan untuk mandi setiap hari lima kali, apa yang kalian katakan apakah tersisa kotorannya?
Mereka menjawab, “Tidak ada sisa kotorannya sedikitpun.”” Beliau bersabda, “Sholat lima waktu menjadi sebab Allah menghapus dosa-dosa.” (Riwayat Al-Bukhari).
 
Sumber : Ummi

Apa Yang Dibaca Ketika Sujud Sahwi?

SUJUD sahwi adalah ibadah tambahan dalam rangkaian ibadah shalat yang bentuknya berupa dua kali sujud, yang dilakukan bisa sebelum atau bisa sesudah salam.
Untuk membedakan antara sujud pertama dan sujud kedua, maka harus dilakukan duduk di antara dua sujud, namun tidak sebagaimana duduk antara dua sujud dalam shalat umumnya.
Adapun mengenai apa yang dibaca pada saat seseorang melakukan sujud sahwi merupakan masalah khilafiyah (perbedaan pendapat) di kalangan para ulama.
Sebagian ulama memandang tidak ada lafadz khusus untuk dibaca, karena memang kita tidak menemukan dalil yang tegas dan valid dari Nabi saw tentang hal itu.
Pendapat pertama : Bacaan seperti sujud biasa
Sehingga dalam pandangan mereka, lafadz bacaan sujud sahwi itu sama saja dengan lafadz sujud-sujud yang lainnya,
seperti bacaan sujud biasa ketika shalat. Bacaannya yang bisa dipraktekkan seperti,
سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى
“Subhaana robbiyal a’laa” [Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi]
Pendapat kedua : Ada bacaan tertentu
Sedangkan sebagian ulama lainnya menganjurkan untuk membaca lafadz khusus, walau pun tidak ditemukan dalilnya.
Sebagian ulama menganjurkan do’a ini ketika sujud sahwi,
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو
“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” (Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa)
Bacaan sujud sahwi tersebut dikemukakan oleh Imam Nawawi rahimahullah dalam Roudhotuth Tholibiin, 1/116, Mawqi’ Al Waroq.
Para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah (komisi fatwa di Arab Saudi) menjawab, “Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud.”
 
 
Sumber: rumahfiqih.com

Sabar dan Maaf

Ibnul Qayyim berkata, “Sabar yang indah (ash-shabrul jamil), adalah sabar yg tidak disertai keluhan.
Maaf yang indah (ash-shafhul jamil), adalah maaf yang tidak disertai kecaman dan celaan.
Meninggalkan yang indah (al-hajrul jamil), adalah meninggalkan tanpa disertai tindakan menyakitkan.”
Adapun Ibnu Jauzi berkata, “Hukuman yang paling berat adalah ketika seseorang tidak merasa dirinya sedang dihukum. Yang lebih parah, dia malah senang dengannya.
Misalnya : senang mendapat harta haram dan terus melakukan dosa. Orang yang demikian, sulit untuk taat.”