0878 8077 4762 [email protected]

Ringkasan Taklim : Agar Tidak Tersentuh Api Neraka

Ringkasan Kajian Kontemporer Majelis Taklim Al Iman
Agar Tidak Tersentuh Api Neraka
Ahad, 6 Maret 2016
Pukul 18.00-19.30
Di Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman, Jl. H. Mursid No.99B, Kebagusan, Jakarta Selatan.
Bersama:
KH. Dr. Bakrun Syafi’i, MA
 
Kunci agar kita selamat dalam kehidupan akhirat dan terhindar dari siksa neraka adalah mati dengan membawa iman.
Allah pun mengingatkan kita agar janganlah mati kecuali dalam keadaan beriman. FirmanNya: “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah engkau mati kecuali dalam keadaan muslim” (QS.Ali-Imran : 102).
Seorang muslim yang baik harus senantiasa berupaya agar mampu mempertahankan keimanan agar terhindar dari siksa neraka.
Tips menjaga keimanan dan agar tidak disentuh api neraka perspektif QS.Hud : 113-115 ada 5 :
1. Tidak condong, terlebih berpihak kepada orang-orang yang dzalim.
Sebagai contoh sikap condong dan berpihak pada orang dzalim adalah memilih pemimpin non muslim disaat ada calon pemimpin muslim. Sikap condong kepada orang-orang yang dzalim akan mengantarkan pelakunya pada neraka dan tidak memperoleh pertolongan dari Allah. “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang dzalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak memiliki seorang penolongpun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan” (QS.Hud :113).
2. Menegakkan shalat pada waktu-waktu yang telah Allah tetapkan.
3. Mengisi hari-hari dengan kebaikan, sebab kebaikan akan menghapus kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan” (QS.Hud : 114).
4. Mendengarkan nasihat. Sebab nasihat mampu mengarahkan kita sehingga terhindar dari kemaksiatan.
5. Sabar. Baik dalam beribadah maupun dalam menerima ujian dari Allah “Karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan” (QS.Hud : 115).
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

Ringkasan Taklim : Dakwah Bil Hal

Ringkasan Kajian Tadabbur Al-Qur’an Surat Ash-Shaff ayat 1-3.
Dakwah Bil Hal
Ahad, 28 Februari 2016
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Kebagusan, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Fauzi Bahreisy
 
Mukaddimah
Surat Ash-Shaff adalah Surat Madaniyah (turun setelah hijrah) yang berjumlah 14 ayat.
Tema besar Surat Ash-Shaff adalah terkait dengan qital/jihad berjuang menegakkan kalimat Allah.
Kata Ash-Shaff di ambil dari ayat ke-4, karena di dalam kata Ash-Shaff terkandung beberapa pelajaran penting :

  1. Di dalam Shaf adanya intidzam (keteraturan), yang menjadi salah satu diantara ciri-ciri Islam, maka sudah seharusnya bagi seorang Muslim menjadikan keteraturan itu bagian dari kehidupannya, teratur dalam menata hidup, waktu, kerja, tugas dan lain-lain.
  2. Di dalam Shaf ada istiqamah (lurus), karena shaf yang benar adalah shaf yang lurus.
  3. Di dalam Shaf ada at-Tarabuth (saling terpaut), shaf yang benar adalah shaf yang adanya keterpautan antara kita yang menunjukkan soliditas dan kekuatan.

Tadabbur Ayat
Ayat ke-1
(سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١
Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana“.
Semua makhluk yang ada di langit dan di bumi bertasbih mensucikan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di dalam Al-Qur’an kata tasbih terkadang di sebutkan dengan sighah madhi “sabbaha” yang menunjukkan waktu lampau dan terkadang dengan shighah mudhari’ “yusabbihu” yang menunjukkan waktu sekarang dan yang akan datang, untuk memberi penegasan agar kita selalu bertasbih kepada Allah, mensucikan-Nya dari segala kekurangan.
Jika seluruh makhluk yang lain bertasbih kepada Allah, maka kita selaku manusia yang di berikan hati dan akal lebih layak untuk bertasbih kepada-Nya.
Al-‘Aziz maknanya Maha Perkasa dan tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya sedangkan Al-Hakim maknanya Bijaksana. Di dalam banyak ayat dalam Al-Qur’an Allah Swt. menggandengkan antara kalimat Al-Aziz “Perkasa” dan Al-Hakim “Bijaksana”, ini menunjukkan bahwa Allah tidak berlaku Dzalim.
Ayat Ke-2 dan 3 :
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ (٢) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ (٣
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan“.
Allah SWT menegur/mengingatkan orang-orang yang beriman agar tidak mengatakan sesuatu tetapi dia sendiri tidak mengerjakannya atau sengaja tidak mengerjakannya. Besar murka Allah jika seorang mukmin mengatakan sesuatu sedangkan dia sendiri tidak mengerjakannya.
Dalam Tafsir Al-Kasyaf dan Al-Kabir serta kitab-kitab tafsir yang lainnya menyebutkan bahwa asbabunnuzul “Sebab-sebab turunnya ayat ini” adalah diantara para sahabat ada yang berandai-andai sekiranya mereka mengetahui amal yang lebih dicintai Allah, pasti mereka akan mengerjakannya, akan tetapi ketika Allah mewajibkan kepada mereka jihad maka diantara mereka tidak suka dan mundur, kemudian Allah menegur dengan turunnya ayat ini
Kita dianjurkan untuk berdakwah di jalan Allah, dimana dakwah merupakan amal yang sangat besar dan paling  utama serta paling di sukai oleh Allah SWT yang menjadi tugasnya para Nabi dan Rasul serta Ulama setelahnya. Akan tetapi jangan sampai kita hanya pandai bermain kata sedangkan kita sendiri tidak melakukannya, yang tidak ubahnya seperti orang munafiq, maka inilah yang di kecam oleh Allah SWT.
Dakwah dapat dilakukan dengan dua cara : Billisan “ucapan atau perkataan” dan Bilhal “menampilkan Islam dalam amal kehidupan sehari-hari”. Dakwah dengan lisan banyak orang yang bisa melakukannya, akan tetapi sering hanya sebatas ungkapan secara verbal saja.
Yang diinginkan oleh Allah SWT adalah juga disertai dengan amal perbuatan kita, jika ini kita lakukan maka orang akan dapat melihat Islam secara konkret. Oleh karena itu, kenapa Rasulullah SAW berhasil dalam berdakwah?
Karena Rasulullah SAW mengerjakan apa yang beliau sampaikan yang menjadi akhlak dan tingkah laku yang di tampilkan. Para sahabat menjadi generasi terbaik.
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
1. Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
2. Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
3. Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

Ringkasan Taklim : Tahan Terhadap Gangguan

Ringkasan Kajian Kitab Riyadhus Shalihin Bab Ke-76
Tahan Terhadap Gangguan
Ahad, 21 Februari 2016
Pukul 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Rasyid Bakhabazy, Lc
 
Tahan terhadap gangguan merupakan salah satu ciri dari orang-orang yang bertakwa.
Kesabaran dalan menghadapi gangguan merupakan sebuah sikap yang sangat terpuji. Kalaupun ada yang ingin membalas perlakuan buruk orang lain kepada dia, maka balaslah dengan balasan yang setimpal, jangan sampai melebihi perlakuan buruknya kepada dia.
Ada tiga tingkatan dalam menahan gangguan;
1) Menahan amarah,
2) Memaafkan kesalahan orang lain, dan
3) Membalas pelakuan buruknya dengan kebaikan.
Diantara contoh yang ditunjukkan oleh Rasulullah dalam bersabar terhadap gangguan ialah sikap beliau terhadap penduduk Tha’if yang melempari beliau dengan batu.
Tahan terhadap gangguan merupakan salah satu cara dalam mensukseskan program dakwah.
Dikisahkan bahwa rumah Hasan Al Bashri di bagian atapnya ada yang bocor. Air yang menetes ke dalam rumahnya bersumber dari saluran air kotoran dari rumah tetangganya yang beragama Nasrani. Setiap hari beliau menampung tetesan air tersebut dan membuangnya. Hal itu dilakukannya selama 20 tahun.
Hingga suatu saat Hasan Al Bashri jatuh sakit, dan tetangganya menjenguknya. Ketika masuk ke dalam rumahnya, tetangga itu melihat tetesan air tersebut dan ia pun baru tahu bahwa itu bersumber dari rumahnya. Ia pun bertanya kepada Hasan Al Bashri: “Sejak kapan engkau melakukan ini?” Beliau menjawab: “20 tahun.” Ia pun takjub dan akhirnya masuk Islam.
Orang yang terus-menerus melakukan keburukan sama seperti orang yang memakan abu dari hasil pembakaran yang ia lakukan.
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

Ringkasan Taklim: Baiat Para Wanita

Ringkasan Tadabbur Al-Qur’an Surat Al Mumtahanah Ayat 12-13
Baiat Para Wanita
Ahad, 14 Februari 2016
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan
Bersama:
Ust. Fauzi Bahreisy
 
Surat Al Mumtahanah Ayat 12
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلا يَسْرِقْنَ وَلا يَزْنِينَ وَلا يَقْتُلْنَ أَوْلادَهُنَّ وَلا يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (١٢)
Artinya: “Wahai Nabi! Apabila perempuan-perempuan mukmin datang kepadamu untuk mengadakan bai’at (janji setia), bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dosa yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Surat Al Mumtahanah Ayat 13
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ (١٣)
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan orang-orang yang dimurkai Allah sebagai penolongmu, sungguh, mereka telah putus asa terhadap akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur juga berputus asa.”
Tadabbur Ayat 12-13
1. Ayat ini dimulai dengan panggilan penghormatan atas kedudukan dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW.
2. Nabi-nabi yang lain dipanggil langsung dengan namanya. Hal ini mengisyaratkan kepada kita untuk selalu memuliakan Rasulullah SAW dengan adab/akhlak yang baik.
3. Kaum wanita yang datang kepada Nabi untuk berbai’at, menandakan bahwa beliau adalah pemimpin yang dekat dengan rakyat, baik laki/perempuan.
4. Islam mengangkat dan memuliakan kedudukan kaum wanita, salah satunya ada surat khusus tentang wanita namanya “An Nisaa” dalam Al-Qur’an.
5. Pada zaman Rasul pernah beberapa kali wanita datang kepada Rasul, diantaranya tentang “protes” mereka atas kelebihan kaum lelaki. Lalu Rasul mencerahkan dengan kalimat “Bakti kalian kepada suami adalah bagian dari jihad”.
6. Isi baiat para wanita kepada Rasulullah yaitu:
– Tidak berbuat syirik
– Tidak mencuri
– Tidak berzina
– Tidak membunuh anak
– Tidak dusta
– Tidak membangkang
7. Ayat terakhir menerangkan agar kita memiliki loyalitas kepada Allah, Nabi, dan orang-orang beriman.
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

Ringkasan Ta’lim : Seputar Hukum Nikah dalam Islam

Ringkasan Kajian Tadabbur Al-Qur’an Surat Al-Mumtahanah ayat 10-11.
 
Ahad, 31 Januari 2016
Pukul 18.00-19.30
Di Majelis Ta’lim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan
Bersama: Ustadz Fauzi Bahreisy
 
Ayat ke-10 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ ۖ اللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَانِهِنَّ ۖ فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلَا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ ۖ لَا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ ۖ وَآتُوهُمْ مَا أَنْفَقُوا ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ ۚ وَلَا تُمْسِكُوا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَاسْأَلُوا مَا أَنْفَقْتُمْ وَلْيَسْأَلُوا مَا أَنْفَقُوا ۚ ذَٰلِكُمْ حُكْمُ اللَّهِ ۖ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
10. “Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, Maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman Maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. dan berikanlah kepada (suami suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar. dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkanNya di antara kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana“.
Allah Swt membuka ayat ini dengan Nida’ (Panggilan Allah kepada orang-orang yang beriman), ini adalah sebuah bentuk keistimewaan yang dikhusus untuk orang-orang yang beriman, karena konten setelah seruan tersebut berbeda dengan konten yang seruannya kepada seluruh manusia.
Jika seruannya kepada seluruh manusia maka kontennya berkaitan dengan perintah ibadah secara umum, sedangkan untuk orang-orang yang beriman maka kontennya adalah berkaitan dengan hal-hal yang detil tentang syari’at agama, yang menjadi rambu-rambu syari’at bagi orang-orang yang beriman, karena mereka sudah siap menjalankan taklif (hukum agama).
Adapun diantara taklif yang di sebutkan di dalam ayat ini adalah perintah untuk menguji keimanan orang-orang yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah.
Ayat ini berkaitan dengan perjanjian (shulhu hudaibiyah) antara Rasul Saw. dengan kafir Quraisy, adapun isi perjanjian tersebut adalah “Apabila ada penduduk Mekkah yang lari ke Madinah walaupun mereka seorang mukmin maka harus di kembalikan ke Mekkah, namun jika ada penduduk Madinah yang lari ke Mekkah, maka mereka tidak boleh di kembalikan ke Madinah” Walaupun perjanjian ini kelihatannya seperti tidak adil namun Rasulullah Saw menyetujui perjanjian tersebut.
Adapun hikmah di balik perjanjian tersebut adalah : Kesempatan yang sangat berharga bagi penduduk Mekkah yang telah beriman untuk tetap tinggal dan bebas beragama di Mekkah karena mereka di kembalikan lagi ke Mekkah, sedangkan jumlah penduduk Mekkah yang masuk Islam pada saat itu sangat banyak dan ini merupakan kemenangan besar bagi kaum Muslimin.
Tapi semenjak turun ayat ini orang-orang yang masuk Islam dan lari ke Madinah tidak boleh di kembalikan lagi ke Mekkah, sehingga timbul pertanyaan : apakah ini sebuah bentuk pelanggaran dari perjanjian tersebut ?

  • Sebagian Ulama mengatakan tidak, karena pasalnya adalah berlaku buat laki-laki bukan perempuan.
  • Sebagian lagi mengatakan bahwa ayat ini menasakh sunnah (perjanjian hudaibiyah).

Allah memerintahkan kepada Rasul Saw untuk menguji keimanan mereka, karena jangan sampai tertipu dengan masuk Islamnya mereka, dan itu banyak terjadi sampai sekarang.
Famtahinuuhunna” maksudnya tanyakan/introgasi kenapa mereka masuk Islam, apakah karena ada persoalan lain”.
Wallahu A’lamu biimananihinna” maksudnya adalah kita hanya menilai seseorang dari dhahirnya saja, namun Allah yang mengetahui hakikat sebenarnya. Setelah kita berusaha menilai dari zhahirnya namun ternyata tidak seperti itu maka serahkan lah kepada Allah, karena yang penting adalah usaha kita, setelah kita berusaha ternyata salah maka in-syaa Allah, Allah  mengampuni.
Setelah di uji dan masuk Islam maka wanita-wanita tersebut tidak boleh di kembalikan kepada suami-suami mereka yang kafir, karena wanita-wanita tersebut tidak halal bagi mereka dan demikian juga sebaliknya.
Jika terjadi perceraian karena masuk Islam maka keduanya harus di pisah, namun di berikan kesempatan untuk mengajak suaminya masuk Islam, apabila suaminya tidak bersedia maka dia harus menunggu selesai masa iddah baru boleh menikah dengan laki-laki lain, tapi kalau suaminya bersedia masuk Islam maka mereka bisa langsung bercampur sebagai suami istri yang sah tanpa harus menunggu masa iddah, akad dan mahar baru.
Jika perceraian itu terjadi maka Islam memerintahkan kepada wanita-wanita tersebut untuk mengembalikan mahar yang pernah di berikan kepada mereka oleh suami-suami mereka yang kafir. inilah contoh keadilan di dalam Islam walau dengan orang kafir sekalipun.
Wanita-wanita yang sudah masuk Islam dari mereka boleh dinikahi dengan syarat memberikan mahar dan memperhatikan nafkahnya.
Jumhur ulama mengatakan bahwa mahar bukan rukun dan syarat sah nikah, nikah tetap sah tanpa mahar jika wanitanya bersedia, yang menjadi rukun dan syarat sah nikah adalah wali dan dua orang saksi.
Pemberian mahar adalah sebagai simbol bahwa seorang suami siap memberikan nafkah kepada istrinya.
Menikahi wanita-wanita yahudi dan Nasrani dibolehkan di dalam Islam asalkan dia wanita yang baik-baik (muhsanat), kalau selain itu (wanita musyrik) tidak boleh sama sekali.
Seorang Muslim boleh meminta kembali mahar yang pernah mereka berikan, jika istri-istri mereka lari dari Islam menuju ke negeri kafir. dan jika ada wanita-wanita yang masuk Islam maka biarkanlah suami-suami mereka (yang masih kafir) meminta kembali mahar yang pernah mereka berikan. itulah hukum-hukum Allah.
 
Ayat ke-11 :
وَإِنْ فَاتَكُمْ شَيْءٌ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ إِلَى الْكُفَّارِ فَعَاقَبْتُمْ فَآتُوا الَّذِينَ ذَهَبَتْ أَزْوَاجُهُمْ مِثْلَ مَا أَنْفَقُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
11. “Dan jika seseorang dari isteri-isterimu lari kepada orang-orang kafir, lalu kamu mengalahkan mereka maka bayarkanlah kepada orang-orang yang lari isterinya itu mahar sebanyak yang telah mereka bayar. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya kamu beriman
Bagi lelaki (muslim) yang istrinya lari kepada orang-orang kafir, maharnya bisa di kembalikan dari hasil rampasan perang.
 
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pukul 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
 
Jadwal Pengajian:

  • Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
  • Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
  • Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.

Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

Ringkasan Taklim : Hubungan Muslim dan Non Muslim

Ringkasan Kajian Tadabbur Al Qur’an Surat Al Mumtahanah ayat 8-9
Hubungan Muslim & Non Muslim
Ahad, 10 Januari 2016
Pkl. 18.00-18.30
Di Majelis Ta’lim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan
Bersama:
Ust. Fauzi Bahreisy
 
Surat Al Mumtahanah Ayat 8:
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ .﴿سورة الممتحنة : ٨
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
Surat Al Mumtahanah Ayat 9:
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Tadabbur ayat 8-9
Allah tidak melarang umat Islam untuk berbuat baik kepada orang-orang non muslim selama mereka tidak memerangi umat Islam dan selama mereka tidak mengusir umat Islam dari negerinya.
Namun yang disuruh adalah berbuat baik, bukan memberikan loyalitas. Memberikan loyalitas dalam berbagai bentuknya (seperti menyerupai mereka, membantu mereka dalam memerangi umat Islam, mengangkat mereka sebagai orang-orang dekat dan hadir dalam upacara ritual mereka) adalah tetap dilarang.
Contoh berbuat baik kepada non-muslim adalah seperti

  • Memberikan shadaqah kepada mereka
  • Menyambung tali silaturrahmi
  • Menjenguk mereka saat sakit, dan lain sebagainya

Berbuat baik kepada non muslim pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan juga para sahabat. Di antaranya Rasul SAW menjenguk pelayannya yang Yahudi di saat ia sakit.
Ibnu Mubarrak sering membelikan makanan & pakaian kepada tetangganya yang non-muslim.
Adapun kepada non-muslim yang memerangi umat Islam dilarang menunjukkan kebaikan dan kedekatan kita sampai mereka menunjukkan sikap damai. Wallahu a’lam.
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!